Di era digital ini, akses terhadap sumber daya belajar yang berkualitas seharusnya lebih mudah diperoleh. Namun, kenyataanya banyak siswa dan pendidik yang masih menghadapi kekurangan sumber daya belajar yang memadai. Hal ini berdampak signifikan pada kualitas pendidikan, terutama di daerah terpencil dan kurang berkembang. Ketidakseimbangan ini mengakibatkan kesenjangan dalam pencapaian pendidikan antara wilayah perkotaan dan pedesaan, serta antara keluarga dengan latar belakang ekonomi yang berbeda.Â
Tantangan yang dihadapi dalam penyediaan sumber daya belajar yang memadai sangat beragam. Salah satu masalah utama adalah kurangnya infrastruktur teknologi di banyak daerah. Akses internet yang terbatas membuat siswa sulit mengakses materi belajar online. Selain itu, biaya untuk mendapatkan perangkat teknologi seperti komputer, dan tablet masih terlalu bagi banyak keluarga. Bahkan di sekolah-sekolah, seringkali buku-buku dan alat bantu belajar lainnya tidak memadai atau sudah usang, sehingga tidak lagi relevan dengan kurikulum terbaru.Â
Untuk mengatasi masalah ini, perlu ada upaya bersama dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Pemerintah harus berinvestasi lebih banyak dalam pembangunan infrastruktur teknologi dan distribusi sumber daya pendidikan yang berkualitas. Sektor swasta dapat berkontribusi melalui program CSR yang fokus pada pendidikan, seperti penyediaan perangkat teknologi atau pelatihan untuk guru. Sementara itu, masyarakat juga dapat berperan aktif dengan mendukung inisatif lokal yang bertujuan untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan. Dengan kolaborasi yang baik, kita dapat memastikan bahwa setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk meraih pendidikan yang berkualitas, terlepas dari latar belakang mereka.  Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H