Mohon tunggu...
ainunapriliati
ainunapriliati Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi universitas pamulang

saya mahasiswi ilmu komunikasi universitas pamulang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Lenong Betawi, Antara Tawa dan Pesan

7 Desember 2024   22:10 Diperbarui: 7 Desember 2024   22:18 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ini dibuat menggunakan GPT AI, teknologi kecerdasan AI

PENGERTIAN LENONG

lenong adalah kesenian teater tradisional, atau sandiwara rakyat Betawi yang dibawakan dalam dialek Betawi, berasal dari Jakarta. Kesenian tradisional ini diiringi musik gambang kromong dengan alat musik, seperti gambang, kromong, gong, kendang, kempor, suling, dan kecrek, serta alat musik unsur Tionghoa, seperti tehyan, kongahyan, dan sukong.

Lakon atau skenario lenong umumnya mengandung pesan moral, seperti menolong yang lemah, serta membenci kerakusan dan perbuatan tercela. Adapun bahasa yang digunakan dalam lenong adalah Melayu atau dialek Betawi.

Lenong juga dikenal sebagai perpaduan antara kesenian Gambang Kromong dan lawakan. Konon, istilah lenong diambil dari nama pedagang China, Lien Ong.

Menurut cerita rakyat, Lien Ong biasa menggelar pertunjukan teater yang kini disebut lenong. Bertujuan menghibur masyarakat dan keluarganya 

SEJARAH LENONG

Lenong berkembang sejak akhir abad ke-19 atau awal abad ke-20. Kesenian tersebut merupakan adaptasi dari masyarakat Betawi atas kesenian serupa seperti "komedi bangsawan" dan "teater stambul" yang sudah ada saat itu.

Firman Muntaco, seniman Betawi, menyebutkan bahwa lenong berkembang dari proses teaterisasi musik gambang kromong, dan sebagai tontonan sudah dikenal sejak 1920-an.

Lakon lenong berkembang dari lawakan tanpa alur cerita yang dirangkai, hingga pertunjukan semalam suntuk dengan lakon panjang dan utuh.

Mulanya, kesenian ini dipertunjukkan dengan mengamen dari kampung ke kampung. Pertunjukan ini diadakan di udara terbuka tanpa panggung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun