Mohon tunggu...
Ainun Lukman
Ainun Lukman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Sains Islam Al Mawaddah Warrahmah Kolaka

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Pengaruh Kesetaraan Gender terhadap Pertumbuhan Ekonomi

1 Desember 2023   20:41 Diperbarui: 1 Desember 2023   21:29 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam jurnal Febiola Ketimpangan gender seharusnya tidak lagi dipandang sebagai sebatas permasalahan sosial karena secara nyata telah memberi dampak ke sektor lainnya, terutama perekonomian. Literatur-literatur ilmiah menemukan bahwa ketimpangan gender secara signifikan mempengaruhi perekonomian suatu negara (Klasen and Lamanna, 2009; OECD, 2017; Osathanunkul and Keawngamdee, 2017). Sebuah studi terhadap total 141 negara global menunjukkan bahwa kekayaan sumber daya manusia seharusnya dapat meningkat sebesar 21,7% secara global dan total kekayaan sebesar 14,0% dengan hilangnya ketimpangan gender dalam pendapatan (Wodon and de la Brire, 2018). 

Selain itu, penelitian di negara negara Asia menunjukkan bahwa dengan meniadakan masalah ketimpangan gender, masing-masing pertumbuhan pendapatan per kapita dan pendapatan agregat tahunan dapat meningkat sebesar sekitar 1% dan 0,2%. (Febiola dan Herawati 2013)

Kemudian dalam jurnal Desi Mariaty mengatakan bahwa pembangunan berkelanjutan tidak mungkin tanpa adanya pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender. Akibatnya, penelitian Alvares dan Lopez (2013) mengungkapkan bahwa kesetaraan gender merupakan sebuah isu tentang kondisi manusia dan indikator dalam pembangunan berkelanjutan. Meningkatkan kesetaraan gender berarti melakukan investasi dalam modal fisik (physical capital). Insentif dalam investasi dihasilkan melalui expected rate of return pada investasi. Semakin produktif sebuah angkatan kerja (employment) dan pendidikan akan meningkatkan expected rate of return sebuah investasi. Hal ini akan mendorong peningkatan investasi dan pertumbuhan ekonomi.(Desy 2022)

Dalam jurnal utama Ariusni mengemukakan bahwa secara umum, kesetaraan gender dapat menguntungkan prospek pembangunan ekonomi dan sangat membantu standar hidup seseorang. Namun hubungan antara kesetaraan gender dan pertumbuhan ekonomi bekerja dua arah yaitu peningkatan penghasilan dan pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi akan meningkatkan kesejahteraan perempuan serta kesetaraan gender. Kegiatan ekonomi yang lebih giat dapat meningkatkan kesetaraan gender melalui beberapa cara yaitu pembangunan ekonomi memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan produktivitas pekerja dipasar kerja serta mendorong munculnya pasar kerja di tempat yang sebelumnya tidak ada. Perkembangan ini bisa menghapus beberapa ketidakefisienan ekonomi serta meningkatnya keterlibatan ekonomi laki-laki maupun perempuan.(Ariusni dan Ariyanto 2016)

Serta dalam jurnal Ni Ketut Ayu Purnamaningsih mengemukakan bahwa Women's Studies Encyclopedia menjelaskan bahwa gender merupakan konsep kultural yang berupaya untuk membuat pembedaan, yaitu dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat. Membedakan secara umum dimensi budaya yang berpengaruh pada nilai-nilai kerja suatu organisasi, yang salah satunya adalah masculinity-feminity, di mana dimensi ini berkaitan dengan perbedaan peran gender.( Ni Ketut Ayu Purnamaningsih 2022)

Jurnal Heni Noviarita mengatakan bahwa gender adalah perbedaan perilaku antara kaum pria dan perempuan selain dari struktur biologis dan sebagian besar justru terbentuk melalui proses sosial dan budaya. Penafsiran dari bahwa keluarga adalah sebagai unit sosial yang memberikan perbedaan peran suami dan istri untuk saling melengkapi dan saling membantu satu sama lain. Keharmonisan hidup hanya dapat diciptakan bila terjadi pembagian peran dan tugas yang serasi antara perempuan dan laki-laki, dan hal ini dimulai sejak dini melalui pola pendidikan dan pengasuhan anak dalam keluarga.(Kurniyawati, Ningsih, and Rosilawati 2021)

Kemudian jurnal Alvarez mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan suatu keadaan dimana meningkatkan muatan dalam berproduksi di kegiatan perekonomian secara berulang kali atau sepanjang waktu sehingga menghasilkan sejumlah penghasilan. Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi yaitu; pertama,pembentukan sejumlah modal, yaitu seluruh investasi pemasukam baru baik itu berupa tanah, peralatan fisik dan sumber daya manusia melalui beberapa bidang kesehatan, pendidikan, dan kemampuan dalam bekerja; kedua, Bertambahnya jumlah penduduk pada akhirnya akan mendorong terjadinya pertumbuhan angkatan kerja; ketiga, Kemajuan teknologi yang semakin canggih merupakan cara baru untuk menyelesaikan pekerjaan.(Alvarez Dio 2016)

Serta dalam jurnal Purba mengemukakan bahwa Pertumbuhan ekonomi biasanya disertai dengan meningkatnya investasi prasarana seperti air bersih, jalan raya, transportasi, dan bahan bakar. Investasi dan pembangunan pasar kerja pengganti seperti dapat mengurangi kerja tanpa bayar perempuan sehingga memungkinkan mereka untuk memperoleh waktu senggang atau untuk bekerja mencari penghasilan dan juga menghapus pemisahan gender dalam bidang pertumbuhan ekonomi.Ketika penghasilan keluarga meningkat, kesenjangan gender dalam pendidikan, kesehatan, dan gizi cenderung menurun. Keluarga berpenghasilan rendah yang terbiasa menghemat anggaran pendidikan, kesehatan dan gizi akan menambah pengeluaran untuk hal-hal tersebut.(Purba, Marnelly, and Resdati 2022)

Dalam jurnal Aisyah Dhea mengemukakan bahwa Tetapi kesuksesan tersebut tidak memungkinkan bahwa terjaminnya suatu kesetaraan gender. dalam mewujudkan kesetaraan tersebut maka diperlukan adanya perhatian yang serius untu mengatasi kesenjangan pasar yang dapat mempengaruhi kesetaraan gender melalui kegiatan konsumsi, pemasukan dan pengeluaran. Pengeluaran perkapita yaitu kontribusi pendapatan yang diperoleh antara laki-laki maupun perempuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.(Aisyah 2016)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun