Mohon tunggu...
Ainun Nur Baiti
Ainun Nur Baiti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa FISIP

Perkenalkan, saya Ainun. Mahasiswa S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya, program studi Ilmu Hubungan Internasional.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Perang Rusia - Ukraina: Konteks Sejarah dan Dinamika Geopolitik

5 Desember 2024   20:51 Diperbarui: 5 Desember 2024   20:55 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Illustration source : Jet Fighter Raaf Hornets - Free photo on Pixabay)

Dasar historis ambisi Rusia untuk menaklukan Ukraina bermula sejak abad ke-18, saat itu Kekaisaran Rusia mulai menduduki wilayah Ukraina secara penuh. Proses ini termasuk aneksasi wilayah barat Ukraina pada tahun 1793 dan kebijakan Russifikasi yang melarang penggunaan bahasa Ukraina dan memaksa penduduk untuk mengadopsi agama Ortodoks Rusia Ukraina (Kryzhanivsky & Zasenko, 2024).

Meskipun setelahnya Ukraina dan Rusia berada dibawah cengkraman Uni Soviet, setelah Uni Soviet runtuh Ukraina mendeklarasikan kemerdekaan atas negaranya.  Tidak hanya itu, Ukraina juga mulai membawa arah politiknya dengan berniat menjadi anggota NATO serta Uni Eropa, melihat bagaimana Ukraina berhubungan baik dengan Rusia tampaknya memancing ketidaksukaan Rusia lantaran Rusia yang memiliki pandangan berbeda tentang bangsa Barat.

Serangan yang Rusia lancarkan pada 2014 saat mengklaim Krimea tidak berhenti sampai disitu karena pada 2022 Rusia Kembali melancarkan invasi besar-besaran kepada Rusia dengan mengirimkan militer darat dan udara untuk melakukan penyerangan pada beberapa kota penting Ukraina, termasuk Kyiv, Kharkiv, dan Odesa. Hal ini semakin meningkatkan adanya rasa ketidakpercayaan antara Rusia dan Ukraina yang telah lama tertanam disejarah keduanya (Riegl & Dobos dalam Tampubolon, 2022).

Invasi besar-besaran yang dilakukan oleh Rusia kemudian memunculkan reaksi internasional, bangsa-bangsa Barat memberlakukan sanksi ekonomi terhadap Rusia sebagai bentuk respon atas invasi yang dilakukan ke Ukraina. Akibat invasi Rusia ini, Rusia dikenakan sanksi embargo ekspor yang kemudian dibalas dengan embargo yang dilakukan Rusia terhadap impor asing (Siddi dalam Imran, 2024).

Disisi lain, Ukraina mendapatkan banyak bantuan baik dari militer maupun finansial oleh Amerika Serikat, negara-negara anggota Uni Eropa, dan NATO. Ketegangan yang masih berlangsung antara Rusia dan Ukraina menciptakan adanya ketidakstabilan di kawasan karena naiknya harga komoditas yang menyebabkan banyak negara mengalami inflasi.

Krisis Pangan

Ketegangan yang terjadi antara Rusia dan Ukraina telah menyebabkan terjadinya krisis pangan. Jagtap mengatakan bahwa produksi gandum Ukraina sebesar 3,2% dari produksi global dan ekspornya adalah 9,1% dari ekspor gandum global.

Sedangkan Rusia merupakan eksportir gandum global peringkat pertama, dan Ukraina adalah eksportir peringkat kelima dan yang terpenting adalah pemasok utama gandum untuk Program Pangan Dunia (Jagtap, 2022). Hal ini akan meningkatkan tekanan keamanan pangan global dan saat ini ada kekhawatiran yang diutarakan oleh PBB sehubungan dengan pasokan gandum yang terhambat akibat konflik yang masih terus berkelanjutan antara Rusia dan Ukraina.

Selain itu menurut laporan dari World Bank, Kyiv School of Economics, European Union, dan United Nations, konflik ini telah menyebabkan kerugian dan kerusakan agregat sebesar $40,2 miliar pada sektor pertanian Ukraina. Jika hal ini terus berlanjut maka akan muncul krisis pangan serius terutama bagi negara-negara yang masih mengandalkan gandum sebagai makanan pokok mereka dan meningkatkan angka kelaparan buruk, para korban dari konflik ini juga beresiko mengalami stunting akibat krisis pangan yang terjadi.

Kesimpulan

Konflik Rusia-Ukraina adalah salah satu isu paling kompleks di dunia internasional, melibatkan elemen sejarah yang panjang, dinamika politik global, serta dampak langsung yang meluas hingga ke krisis ekonomi dan kemanusiaan. Konflik yang dimulai dari adanya rasa ketidakpercayaan akibat luka sejarah menuntun pada konflik lain yang lebih besar seperti ambisi Rusia untuk dapat menaklukan Ukraina sedangkan Ukraina yang masih berpegang terus kepada kepentingan nasionalnya untuk tetap mempertahankan negaranya sebagai negara merdeka yang berdaulat dan lepas dari pengaruh politik Rusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun