Musim bermain sepeda katanya datang lagi sejak tahun lalu. Apalagi dengan adanya pandemi Covid-19 serta serbuan sepeda lipat buatan Inggris dengan harga selangit. Selain karena membangun relasi, konon, orang mulai memilih berolahraga sepeda karena merasa bisa lebih sehat dan menjaga ketahanan tubuh dari serangan virus Covid-19. Walaupun begitu, ya sempat juga sih ada isu bahwa sepeda beramai-ramai menjadi alasan penyebaran virus Covid-19.
Apapun itu, kita harus mengakui bahwa tren sepeda menjadi booming belakangan ini. Berbagai jenis istilah dalam dunia sepeda pun mulai ngetren, salah satunya GOCAPAN alias Gowes Cari Sarapan. Sebuah istilah yang mengalibikan bersepeda sebagai ajang untuk mencari sarapan. Alih-alih sepedaan untuk olahraga, ternyata menambah kalori juga dengan sarapan sepuasnya. Hehehe.
Saya sendiri selama bersepeda sendiri, sering sekali sekaligus mencari sarapan. Selama 3 bulanan lebih bermain sepeda, pasti saja ada beberapa jajanan yang saya beli untuk dimakan di tempat maupun dibawa pulang.
Kalau ditanya jajanan yang bisa dibeli dengan uang 10 ribu rupiah, jujur saja sih baru buah doang yang saya beli dengan harga 5 ribu rupiah. Selebihnya, seporsi memang ada yang kurang dari 10 ribu rupiah. Tapi karena pembelian selalu lebih dari 1, maka apa yang saya keluarkan biasanya lebih dari 10 ribu rupiah. Maklum, saya harus ngasih upeti untuk yang ditinggalin gocapan biar anteng.
Saya itu gak punya favorit makanan untuk sarapan. Saat gocapan, selalu bergantian setiap saya bersepeda. Biar adil sama tempat sarapan, jadi, saya kasih tau semua aja ya. Ini dia rekomendasi jajanan yang kerap saya beli saat gocapan di sekitar Palembang.
1. Soto Sedaap Boyolali Haji Widodo
Soto Sedaap Boyolali (SSB) Hj.Widodo merupakan warung soto khas Boyolali yang telang membuka outlet di beberapa daerah di Indonesia, termasuk Palembang. Di Palembang saja, sudah ada 2 cabang, yaitu di Jalan Balap Sepeda dan Jalan Brigjen H. Kasim (Celentang).
Outlet favorit saya sendiri ada di Celentang karena hanya 5 km dari rumah saya yang di sekitar Pusri. Jadi, kalau setelah bersepeda lebih dari 20 km, kita bisa istirahat makan dulu di SSB, lalu melanjutkan perjalanan yang tinggal sedikit lagi.
Sebenarnya sih, untuk kisaran makanan di SSB sekitar 2.500 Â - 15 ribu rupiah. Namun, masakan favorit saya di sini yang bisa dibeli dengan harga 10 ribu rupiah juga ada, yaitu Soto Ayam Kampung Kecil.
Dalam semangkuk kecil soto, terdapat kuah soto berisi potongan ayam kampung, tauge, dan bawang, akan dicampur dengan nasi. Untuk saya, porsi ini sangat pas dan mengenyangkan untuk sarapan. Tidak terlalu berat sehingga membuat bermalas-malasan mengayuh sepeda setelahnya. Penyiapan soto di SSB pun tak lama. Paling lama hanya 10 menit saja. Untuk menghemat, minumnya sih air minum yang kita bawa saja saat sepedaan.
Untuk area di SSB, ada area yang terbuka. Kan katanya karena covid-19, baiknya memilih area yang terbuka. Jadi, kita bisa memilih area ini.
Tapi, sejujurnya, yang biasa saya keluarkan di SSB kisaran 20 ribu bahkan lebih. Karena gorengan seharga 2.500-an enak-enak, apalagi tahu isi dan tempe kripiknya. Duh, malah jadinya nyemil banyak ya.