Krisis Moneter merupakan krisis keuangan yang bukan hanya menerpa satu negara, tetapi hampir seluruh kawasan Asia. Krisis Moneter mulai terjadi pada juli 1996, dan berdampak fatal pada kondisi keuangan seluruh negara yang terdampak krisis trsebut.
Indonesia termasuk salah satu negara yang terdampak krisis moneter sejak awal Juli 1997. Krisis moneter yang terjadi pada masa reformasi, sangat mempengaruhi kondisi ekonomi di Indonesia. Salah satu dampak dari krisis moneter adalah melemahnya nilai tukar rupiah terhadap greenback atau dolar Amerika Serikat, ke angka Rp 16.ooo per dolar.
Penyebab terjadinya krisis moneter di Indonesia:
1. Nilai Mata Uang Rupiah Menurun
Pada tahun 1997 di bulan Agustus, nilai mata uang rupiah yang awalnya berada di angka Rp 2.380 Per dolarnya, menurun dengan sangat pesat hingga mencapai 600%. Pada bulan September 1998 niali tukar rupiah mencapai Rp 16.000 per dolar, hal itu menyebabkan naiknya bahan bahan pokok di Indonesia.
2. Banyaknya Hutang Luar NegeriÂ
Krisis moneter juga dipicu dengan banyaknya hutang luar negeri yang disebabkan oleh swasta. Pada bulan Maret, hutang yang disebabkan oleh swasta mencapai 72,5 miliar dolar AS dari 138 miliar dolar AS. Indonesia tidak mampu membayar hutang ditambah dengan bunga yang sangat besar, apalagi dengan cadangan devisa yang dimiliki Indonesia hanya 14,4 miliar dolar AS.
3. Krisis Kepercayaan Pada Rezim Soeharto
Kebijakan yang dibuat pemerintah dalam menangani krisis ini sangat amat berantakan, dan tidak memiliki tujuan yang pasti untuk menghentikan moneter yang sedang terjadi.Â
Karena hal tersebut kepercayaan masyarakat mulai menurun sehingga terjadi kericuhan dimana mana, apalagi dengna kondisi pak Soeharto yang kian lama kian memburuk membuat keputusan menjadi tidak pasti. Akibat hal itu para investor enggan memberi bantuan .
Meskipun begitu krisis ini membawa banyak perubahan pada Indonesia, pastinya bukan hanya dalam kebaikan tetapi banyak keburukan juga yang terjadi paska selesainya krisis moneter di Indonesia.