Mohon tunggu...
Ainiyah Faiz
Ainiyah Faiz Mohon Tunggu... -

Studient of State Islamic University Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Amati Perkembangan Si Kecil Menuju Kehidupan Sosial

23 April 2015   08:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:46 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Perubahan-perubahan emosi dan tempramen merupakan suatu fenomena dalam perkembangan psikososial. Dimana si kecil mulai beranjak untuk berinteraksi dengan orang lain. Sebagai si kecil(bayi) yang sedang tumbuh menjadi lebih dewasa, dia memiliki kedekatan dan keterikatan emosional dengan orang-orang yang penting dalam hidupnya. Seperti halnya, si kecil menangis ketika di dekati dengan orang yang tidak ia kenal, dan sebaliknya ia akan merasa senang dan bahagia ketika di dekati oleh ibu dan ayahnya. Dapat juga berpartisipasi dala menjalin hubungan dengan cara-cara yang lebih halus, dan dapat menyatakan perasaan atau kebutuhannya dengan cara-cara yang membingungkan.

Praktik membesarkan dan peran dalam mengasuh bervariasi di dunia. Si kecil juga memiliki kebutuhan kuat untuk bisa berada dekat dengan ibunya dan kehangatan sepertiperawatan fisik. Menurut Erikson, bayi pada usia 18 bulan berada pada tahap pertama perkembangan kepribadian, basic trust versus basic mistrust. Perawatan yang sensitif, responsif, dan konsisten merupakan kunci keberhasilan dalam konflik tersebut.

Keyakinan bahwa si kecil mampu memperlihatkan perujukan sosial masih dalam perdebatan, tapi terdapat bukti bahwa si kecil saat berusia 1 tahun mampu melakukannya. Rasa diri muncul antara usia 4-10 bulan, begitu si kecil mulai mempersepsi perbedaan antara diri sendiri dan orang lain. Antara usia 1 ½ tahun, anak cenderung makin menunjukkan ketertaikan terhadap anak lain dan makin memahami cara mereka berhadapan.

Umumnya, partisipasi ibu dalam dunia kerja pada masa 3 tahun pertama memiliki dampak kecil terhadap perkembangan si kecil, tapi perkembangan kognitif bisa saja terluka ketika ibu bekerja 30 jam per minggu atau lebih pada masa bulan kesembilan anak. Walaupun kualitas, kuantitas, stabilitas, dan jenis pengasuhan mempengaruhi perkembangan psikososial dan kognitif si kecil, Dalam hal ini, keluargalah yang menjadi tolak ukur dalam perkembangan tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun