Pernahkan Anda mendengar peribahasa “Tak bisa menggenggam dunia jika tidak ada teknologi?”. Dewasa ini, perubahan dunia sangat semakin tampak, dunia menjadi semakin global yang membuatnya menjadi semakin transparan. Perkembangan teknologi yang semakin canggih dan juga semakin maju tentu memunculkan berbagai perubahan dalam setiap aspek kehidupan. Mulai dari dunia pendidikan, pasar ekonomi, politik, pun dalam dunia industri, semua mengalami yang namanya transformasi digital, hingga munculah istilah ‘Revolusi Industri 4.0’. Istilah ini ditujukkan untuk dunia industri yang mengalami perubahan, dari yang semula bersifat physical kini berubah menjadi virtual.
Pada dasarnya, Revolusi Industri 4.0 ini tak bisa lepas dari peran adanya teknologi. Hal ini selaras dengan pernyataan Airlangga Hartanto selaku Menteri Perindustrian Indonesia pada tahun 2018, yang menyatakan bahwa dalam penerapan Revolusi Industri 4.0 diperlukan lima teknologi digital yang dianggap sangat esensial, di antaranya yaitu IoT, artificial intelligence, wearables (augmented reality dan virtual reality), advanced robotics, dan 3D printing. Dari kelima teknologi tersebut, teknologi IoT yang paling difokuskan untuk saat ini.
Mengapa demikian?
Internet of Things atau sering dikenal dengan IoT merupakan suatu konsep teknologi yang baru di mana semua perangkat bisa terhubung hanya dengan internet. Teknologi ini memungkin suatu objek atau siapapun biasa terhubung dan juga mentransfer data hanya dengan bantuan internet.
Demi terciptanya IoT yang baik, pastilah memerlukan seorang electropreneur. Pernahkah Anda mendengar isilah ‘Electropreneur’? Sangat wajar jika merasa asing dengan istilah tersebut, karena orang-orang pasti lebih mengenal istilah technopreneur daipada electropreneur. Padahal, electropreneur merupakan adaptasi dari technopreneur yang dapat dimaknai sebagai seorang wirausaha yang mengembangkan dan menciptakan ide bisnisnya melalui inovasi teknologi, khususnya pada bidang elektro.
Seorang electropreneur sangatlah berperan dalam perkembangan dan penerapan IoT. Seorang electropreneur dikatakan sebagai pengontrol dalam IoT. Pasalnya, seseorang yang menguasi bidang elektro pastilah memiliki kemampuan dan keahlian yang tinggi dalam pembuatan IoT devices. Pada dasarnya IoT sendiri merupakan suatu perangkat fisik seperti kendaraan, alat-alat rumah tangga, ataupun barang-barang yang lainnya yang di mana di dalamnya terdapat berbagai macam perangkat elektronik, sensor, akuator dan juga konektivitas.
Dan seorang electropreneur mampu menciptakan dan melakukan hal tersebut, mereka dapat membaca dan mengirimkan data aktual dari mesin untuk dikirim ke server. Data yang dikirim ke server tersebut kemudian dikalkulasi dan divisualisasi secara realtime, sehingga memudahkan dalam pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.
Pemanfaatan IoT dalam kehidupan saat ini sangat banyak, bisa dilihat dengan adanya smartphone, smart city atau kota pintar, mobil pintar, dan masih banyak lagi. Dengan adanya pemanfaatan IoT ini tentunya menjadi peluang besar bagi seorang electropreneur di bidang digital, karena sejatinya IoT merupakan elemen inti dari Revolusi Industri 4.0.
Lalu, bagaimana peluang seorang electropreneur saat ini?
Pada kenyataannya saat ini masih sedikit perusahaan-perusahaan industri yang sudah memakai Revolusi Industri 4.0 di Indonesia. Dari sekian banyak perusahan di Indonesia yang mencapai kurang lebih 29.000 perusahaan, hanya beberapa di antaranya yang sudah menerapkan Revolusi Industri 4.0. Sehingga, pengimplementasian Revolusi Industri 4.0 di Indonesia dijadikan sebagai major project pemerintah demi mewujudkan sebuah negara yang maju yang mampu bersaing dengan negara-negara lainnya.
Pemerintah terus mengupayakan penerapan Revolusi Industri 4.0 ini kepada setiap perusahan yang ada di Indonesia. Hal ini dibuktikan pada tahun 2020 di mana Kemenperin memberikan penghargaan INDI 4.0 kepada 13 pabrik industri yang sudah mampu mengadopsi teknologi berbasis Industri 4.0. Perusahaan tersebut di antaranya bergerak di sektor industri kimia, farmasi, dan tekstil.