Mohon tunggu...
Aini Nurpratiwi
Aini Nurpratiwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang Mahasiswa yang senang mencoba melakukan hal sesuatu yang baru, menyibukkan diri untuk hal-hal yang penting. Beberapa pengalaman saya yaitu mengikuti kegiatan edukasi stunting, edukasi tentang sampah, voulunter, admin properti, operator sekolah, event jualan kuliner dan coba Small bisnis dari makeup terus ke fashion. Saya juga menulis beberapa artikel dan jurnal. Dan pernah mengajar di SMPN 14 Bulukumba dan SMAS Muhammadiyah Makassar. Saya suka mencari kopi aren terenak, saya juga suka memotret apapun itu dan membuat konten.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Hubungan Persepsi Mahasiswa Kinerja Dosen Terhadap Tingkat Kelulusan Mahasiswa

11 Juni 2024   07:28 Diperbarui: 11 Juni 2024   09:29 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Penulis : - Aini Nurprtiwi 

  - Syaiful Mawlana R.


     Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi. dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (wikipedia). Menurut UU Nomor l4 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat 2 yang dimaksud dengan dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam PPRI Nomor: 60 Tahun 1999 yang dikutip oleh Winarni (2006), dosen adalah seseorang yang berdasar pendidikan dan keahliannya diangkat oleh penyelenggara perguruan tinggi dengan tugas utama mengajar pada perguruan tinggi. Dosen sebagai pejabat fungsional dengan tugas utama mengajar tersebut mempunyai tugas pokok melaksanakan pendidikan dan pengajaran pada perguruan tinggi, penelitian serta pengabdian kepada masyarakat ( Keputusan Nomor: 38 / Kep / MK. WASPANT/8/1999 ).

  • Kinerja Dosen

Hamzah B. Uno (2008 : 18), menjabarkan kinerja dosen kedalam tiga kategori, yaitu: kemampuan profesional, kemampuan sosial, dan kemampuan personal.

  • Kemampuan Profesional Kemampuan profesional seorang pengajar dapat diukur dari kemampuan seseorang tersebut dalam hal penguasaan materi, sistematika penyajian materi, metode mengajar, kesiapan materi pembelajaran, kemampuan membuat dan menggunakan media pengajaran, serta kemampuan mengatur ruang belajar.
  • Kemampuan Sosial Dalam proses belajar mengajar di kelas, dosen diharapkan mampu berinteraksi sosial dengan baik, yang diidentifikasikan sebagai kemampuan menciptakan suasana kondusif dalam belajar, membangkitkan motivasi belajar mahasiswa, membuat batas hubungan yang tepat dengan siswa, memberikan kebebasan bertanya dan berpendapat kepada siswa, menghargai siswa, tidak membeda-bedakan status siswa, bersikap adil, memberikan feedback untuk setiap tugas yang diberikan, serta memberikan kesempatan siswa untuk mengekspresikan perasaannya.
  • Kemampuan Personal Kemampuan personal dari seorang dosen dicirikan dengan sikap kepribadian yang mantap, luasnya pengetahuan dan wawasan yang berkaitan dengan bahan ajar, ketepatan cara berbicara sehingga menarik perhatian peserta didiknya, bersemangat serta bergairah dalam mengajar, kerapian penampilan fisik, kemampuan mengendalikan diri saat marah, luwes dan fleksibel, selera humor baik, jujur dalam mengakui keterbatasan pengetahuan, mampu memberikan kritik ataupun saran membangun, mampu menerima kritik dari siswa, menciptakan kreativitas dalam belajar, serta pemilihan bahasa dalam proses belajar mengajar (Hamzah B. Uno, 2008 : 69).
  • Karakteristik Pengajar yang Efektif dan yang Tidak Efektif dalam Mengajar

      Thomson (1999: 14) mengidentifikasikan 14 karakteristik pengajar yang efektif sebagai: 

(1) role model ilmu pengetahuan

(2) kompeten dalam hal kemampuan interaktif

(3) komunikator yang baik 

(4) antusias

(5) cekatan energik

(6) percaya diri

(7) peka

(8) stabil secara emosional

(9) mampu bersikap tenang/ mengendalikan diri

(10) memiliki rasa ingin tahu

(11) terbuka

(12) bersikap adil

(13) mampu membaur dengan mahasiswa

(14) bersikap mendukung. 

Pengajar menjadi tidak efektif karena

(1) lemah dalam mengelola kelas

(2) kemampuan berhubungan dengan siswa buruk

(3) tidak mampu berkomunikasi

(4) rendahnya komitmen

(5) lamban

(6) grogi ataupun pemalu

(7) tidak peka

(8) emosional ataupun blak-blakan

(9) labil

(10) menjaga jarak berlebih

(11) bersikap memusuhi

(12) dominan/ superior

(13) bersikap menghambat serta 

(14) tidak berminat, tidak menunjukkan ketertarikan.


      Persepsi merupakan suatu proses kompleks penyebab seseorang dapat menerima atau meringkas informasi dari lingkungannya (Soekamto dan Winataputra, 1997: 50). Persepsi adalah keseluruhan proses mulai dari stimulus (rangsangan) kepada panca indera (sensasi) yang kemudian diantar ke otak, di mana ia dikode serta diartikan dan selanjutnya menjadi pengalaman yang disadari (Maramis, 2006: 15). Persepsi dapat dipahami dengan melihatnya sebagai suatu proses seseorang mengorganisasikan serta menginterpretasikan kesan-kesan sensorinya dalam usahanya memaknai lingkungannya (Siagian, 2004: 100). Melalui persepsi, manusia terus-menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 102).

1. Prinsip Persepsi

    Prawiradilaga dan Siregar (2004: 133) menjabarkan lima prinsip dasar persepsi yang meliputi prinsip relative, selective, manageable, subjective, dan vary.

2. Peran Persepsi dalam Pembelajaran

Bagi pengajar, mengetahui serta menerapkan prinsip-prinsip terkait dengan persepsi dalam pembelajaran sangat penting, karena:

  • Makin baik persepsi mahasiswa tentang sesuatu, akan mempermudah ia mengingat obyek tersebut.
  • Perlu dihindari adanya kesalahan persepsi karena akan menyebabkan kesalahan pengertian terhadap obyek pembelajaran.
  • Apabila dalam pembelajaran diperlukan peragaan, maka perlu diusahakan penggantinya ataupun abstraksi yang dapat menyeragamkan persepsi mahasiswa.

       Kesimpulannya persepsi mahasiswa tentang kinerja dosen dalam penelitian ini mengggunakan indikator kemampuan profesional, kemampuan sosial dan kemampuan personal ( Hamzah B. Uno 2008 : 69 ).


      Motivasi adalah pendorong seseorang bertindak dan merupakan akibat dari interaksi seseorang dengan situasi yang dihadapinya (Siagian, 2004: 137). Motivasi menjadi suatu kekuatan atau tenaga atau daya, atau suatu keadaan yang kompleks dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak kearah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari (Makmun, 2003: 37).

1. Peranan Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran

    Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu yang sedang belajar. Uno (2008: 27), menjelaskan peranan penting motivasi dalam belajar sebagai berikut:

  • Memberikan penguatan terhadap belajar. Motivasi menguatkan dalam pembelajaran seseorang jika dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan. Motivasi akan mendorong seseorang untuk mencari cara, alat, atau apapun yang dapat membantunva memecahkan masalah tersebut.
  • Memperjelas tujuan belajar. Motivasi berkaitan erat dengan kemaknaan belajar. motivasi belajar seseorang akan bertambah jika sesuatu yang dipelajarinya sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati kemanfaatannya.
  • Menentukan keajegan dan ketekunan belajar. Seseorang yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dalam upaya memperoleh hasil yang lebih baik.
  • Alat Untuk Mengukur Keberhasilan Belajar

     Pengukuran adalah suatu kegiatan untuk mengidentifikasi besar kecilnya obyek atau gejala berbicara masalah pengukuran tidak bias terlepas dari kegiatan evaluasi yang mana evaluasi yang mana evaluasi merupakan kelanjutan setelah dilakukan proses pengukuran. Menurut Winkel (2006: 22), evaluasi berarti penentuan sampai berapa jauh sesuatu berharga, bermutu atau bernilai. Evaluasi terhadap hasil belajar yang dicapai oleh pebelajar dan terhadap proses belajar mengajar mengandung penilaian terhadap hasil belajar atau proses belajar itu.sampai seberapa jauh keduanya dapat dinilai baik. Bloom telah menerapkan dua bentuk evaluasi yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif adalah penggunaan tes tes selama proses belajar mengajar masih berlangsung, sehingga diperoleh feedback mengenai kemajuan yang telah tercapai. Sedang yang dimaksud evalusi sumatif yaitu penggunaan tes pada akhir status periode pengajaran tertentu, yang meliputi beberapa unit pelajaran atau semua unit pelajaran yang diajarkan dalam satu semester, bahkan mungkin pada saat satu bidang studi selesai dipelajari. Setiap proses belajar selalu dimulai melalui persepsi, karenanya persepsi dianggap sebagai tingkat awal struktur kognitif seseorang. Sekali mahasiswa mempunyai persepsi keliru terhadap penyajian materi oleh dosen, maka untuk selanjutnya akan sukar mengubah persepsi tadi, sehingga mahasiswa akan memiliki struktur kognitif yang salahOleh karena itu dosen merupakan salah satu stimulasi yang sangat besar pengaruhnya dalam memotivasi peserta didik untuk belajar. Kemampuan merancang bahan ajar, dan perilaku juga termasuk upaya pembelajaran dalam menentukan prestasi belajar mahasiswa. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja dosen antara lain : kemampuan profesional, kemampuan sosial, dan kemampuan personal.

     Kinerja dosen dan motivasi belajar siswa mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar sehingga seseorang merasa senang dan terpanggil untuk meningkatkan mutu pembelajaran, karena faktor -faktor tersebut lebih berpengaruh untuk mewujudkan aktifitas untuk mencapai suatu tujuan terutama dalam meraih prestasi belajar secara optimal. Dosen memiliki peranan sebagai motivator para mahasiswanya dalam mencapai tujuan akhir pembelajaran. Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja dosen akan mempengaruhi motivasi belajar semakin tinggi motivasi akan semakin baik hasil atau prestasi belajarnya.

     Kesalahan atau kekeliruan persepsi terhadap suatu materi pelajaran atau kekeliruan persepsi tentang tingkat kesulitan penerimaan suatu materi pelajaran akan mempengaruhi perilaku individu dalam belajar. Adanya pandangan yang negatif terhadap materi kuliah yang dianggap sulit, penugasan yang menyulitkan serta teknik ujian yang dianggap sulit akan menyebabkan individu (mahasiswa) akan pesimis, kondisi ini akhirnya menyebabkan seorang pelajar (mahasiswa) akan memiliki prestasi yang rendah. Prestasi belajar mahasiswa yang rendah juga disebabkan oleh salah satu faktor yang terkait, yakni kinerja dosen dalam pembelajaran turut memegang kendali atas dalam keberhasilan dalam proses belajar mahasiswa. Kinerja dosen dalam perkuliahan meliputi kemampuan profesional, kemampuan sosial, serta kemampuan personal.

     Motivasi mempengaruhi strategi dan proses kognitif dari seseorang (individual employs). Hal ini juga mengandung maksud bahwa akan meningkatkan minat seseorang untuk mencari bantuan seseorang bila la menghadapi kesulitan (Elliott, 2000: 332). Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu yang sedang belajar. Kinerja dosen dan motivasi belajar siswa yang tinggi akan semakin menguatkan atau meneguhkan seseorang atau individu untuk melakukan atau berbuat dalam mencapai apa yang diinginkan sehingga seseorang mahasiswa dengan motivasi belajar yang tinggi akan jauh lebih semangat untuk selalu berusaha atau belajar sehingga diperoleh hasil atau prestasi belajar yang tinggi pula. Sebaliknya kinerja dosen yang kurang profesional didalam proses belajar mengajar maka akan menurunkan semangat belajar mahasiswa sehingga tidak ada dorongan atau motivasi untuk berusaha kearah pencapaian suatu hasil yang baik.

     Mahasiswa sendiri akan lulus jika telah mencapai standar atau telah mencapai beberapa persyaratan yang ditentukan oleh pihak kampus. Adapun persyaratan atau standar yang harus di tempuh adalah Indeks Prestasi Kumulaif (IPK) yang memenuhi standar kampus, tidak ada mata kuliah yang mengulang, dan mengerjakan skripsi.

KESIMPULAN

     Dari hasil pengamatan penulis bahwa persepsi mahasiswa mempunyai hubungan dengan kinerja dosen, begitupun hubungan antara kinerja dosen dengan kelulusan mahasiswa. Proses belajar selalu dimulai dengan persepsi, karena persepsi dianggap sebagai timgkat awal struktur kognitif seseorang, Sekali mahasiswa mempunyai persepsi yang keliru terhadap dosen maka selanjutnya akan sukar mengubah persepsi tadi. Kesalahan atau kekeliruan persepsi  terhadap suatu mata pelajaran yang mana adalah hasil dari kinerja dosen akan mempengaruhi perilaku individu dalam belajar. Adanya pandangan negatif terhadap materi kuliah, serta penugasan yang sulit akan menyebabkan individu (mahasiswa) menjadi pesimis dan tidak tumbuh motivasi dalam belajar yang akan menyebabkan individu akan memiliki prestasi yang rendah.  Sebaliknya jika kinerja dosen baik maka persepsi individu menjadi baik yang berakibat motivasi belajar tumbuh dengan baik membuat individu menjadi optimis yang menyebabkan individu berprestasi. Sehingga individu dapat menyelesaikan study dan lulus dengan tepat waktu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun