Radikalisme bukan masalah satu agama atau kelompok tertentu, melainkan persoalan universal yang bisa muncul dari cara pandang agama yang terlalu sempit. Dalam dunia yang semakin kompleks seperti sekarang, radikalisme sering dipicu oleh pemahaman agama yang kaku, tanpa memperhatikan konteks sejarah atau sosialnya.
Bukan hanya itu, perasaan terasing, terpinggirkan, atau kalah juga sering menjadi pemicu radikalisme. Ditambah lagi, sentimen anti Barat atau anti modernisme yang didukung narasi yang salah bisa membuat seseorang semakin terjebak dalam ideologi yang memecah belah.
Melawan radikalisme bukan hanya soal menindak tegas pelaku ekstremisme. Kita butuh pendekatan yang lebih dalam, yaitu dengan mendorong moderasi beragama. Moderasi ini bukan berarti mengurangi ajaran agama, tapi memahaminya secara lebih inklusif dan relevan, sesuai dengan nilai utama agama, yaitu cinta, keadilan, dan kebaikan untuk semua.
Pendidikan punya peran besar di sini. Jika pendidikan hanya fokus pada pelajaran akademik tanpa mengajarkan cara berpikir kritis atau membangun kesadaran spiritual, anak-anak akan rentan terpengaruh paham radikal. Sebaliknya, pendidikan yang seimbang yang mengasah akal, emosi, dan spiritualitas, bisa menciptakan generasi yang bijak dalam memahami agama tanpa kehilangan nilai kemanusiaan.
Kita bisa belajar dari sejarah Islam, seperti perbedaan pendapat antara Umar bin Khattab dan Nabi Muhammad SAW soal pembagian sumber daya di masa penaklukan. Ini menunjukkan bahwa ajaran agama bisa ditafsirkan sesuai kebutuhan zaman tanpa menghilangkan inti kebenarannya.
Moderasi beragama adalah cara kita menjaga keseimbangan, menghindari ekstremisme, dan menciptakan hubungan yang harmonis antarumat. Dengan mendukung dialog dan pemahaman yang lebih luas, kita tidak hanya melawan radikalisme, tapi juga membangun masyarakat yang toleran dan damai.
Radikalisme adalah tantangan bersama, dan moderasi beragama adalah jawabannya. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai moderasi dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak hanya menciptakan harmoni, tetapi juga mewariskan masa depan yang lebih damai bagi generasi mendatang. Jadi, mari kita bersama-sama membangun harmoni dengan menjadikan moderasi beragama sebagai gaya hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H