Judul: Teroris Visual oleh Aji Prasetyo
Cerita & Gambar: Aji Prasetyo
Editor: Ifan Adriansyah Ismail
Penerbit: Cendana Art Media
Cetakan Pertama, Mei 2015
Bagaimana memulainya, ya?
Sudah berapa lama saya tidak menulis? Membaca saja sepertinya sudah lama sekali tidak saya lakukan, apalagi menulis. Ah, semakin tua semakin berbeda prioritas utama kita.
Di antara banyak list currently reading saya di Goodreads, komik ini terselip. Saya dapat hasil pinjam teman kos dulu. Tadinya, saya dahulukan baca karena komik identik dengan hiburan dan bisa dibaca cepat.
Ternyata saya salah.
Ada 6 Bab di buku ini. Masing-masing menohok perasaan dan pemikiran.
Bab I, Merayakan Manusia, mengingatkan perubahan “harga” manusia di mata sesamanya. Contoh yang diberikan adalah zaman perang dan Ospek. Saya baru paham maksud Ospek yang tugasnya aneh-aneh itu justru setelah membaca komik ini. Bahwa tugas-tugas itu agar sebagai mahasiswa baru kita mau berkelana keliling kota tempat kita akan menuntut ilmu. Jadi bukan hanya berputar-putar di kampus saja, melainkan juga mengenal lingkungannya. Belajar bagaimana berinteraksi dengan masyarakat sesungguhnya. Sayangnya, pergeseran zaman membuat kita menjadi generasi instan, termasuk dalam Ospek.