Mohon tunggu...
Ainindya Zulfianti
Ainindya Zulfianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa/23107030039/UIN Sunan Kalijaga

Me

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Memahami Maladiptive Daydreaming; Skenario dalam Imajinasi

14 Juni 2024   06:49 Diperbarui: 14 Juni 2024   06:54 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://media.istockphoto.com/

Melamun merupakan suatu hal yang tak asing bagi kita. Melamun jika dilakukan sesekali adalah hal yang wajar. Namun apabila seseorang sangat nyaman dengan melamun, bahkan bisa sampai berjam jam untuk melamun bisa jadi dia mengalami kondisi Maladiptive Daydreaming loh.

Maladiptive Daydreaming adalah suatu keadaan dimana kita terjebak dalam lamunan yang sangat intens. Biasanya seseorang melamun hanya akan muncul imajinasi gambaran besar saja. Namun orang dengan keadaan Maladiptive Daydreaming ini memunculkan imajinasi yang sangat detail saat dirinya melamun. Dia bisa menghabiskan waktu yang lama hanya untuk melamun saja.

Jika orang biasa melamun, dia hanya akan memunculkan imajinasi yang biasa saja atau garis besarnya. Namun kondisi Maladiptive Daydeaming ini memunculkan imajinasi yang sangat rinci. Seperi warna, bentuk, tempat bahkan detail khusus sekalipun. Apa yang terlintas dalam pikiranmu saat menggambarkan taman? Apakah ladang bunga dengan kursi dan air macur saja? Nah seseorang dengan Malaiptive Daydreming bisa menggambarkannya lebih detail seperti bunga apa yang ada di taman itu, kursi seperti apa yang ada disitu, apa warna kursinya, dan hal lainnya.

Melamun terjadi ketika bagian otak yang disebut korteks berada dalam mode istirahat. Korteks otak akan kembali bekerja saat beraktivitas. Namun padakasus Maladaptive Daydreaming, seseorang terdorong untuk kembali ke dalam lamunan meski sedang melakukan sesuatu. Inilah alasan mengapa kondisi Maladiptive Daydreaming ini bisa mengganggu produktivitas harian.

Kondisi Maladiptive Daydreaming ini pertama kali diidentifikasi oleh Eli Somer, seorag psikolog klinis pada tahun 2002. Kondisi ini sulit dikendalikan oleh karena lamunan itu muncul begitu saja. Bahkan bisa muncul ketika sedang bekerja, berjalan, atau aktivitas lainnya.

Penyebab pasti munculnya Maladiptive Daydreaming belum diketahui secara pasti. Pada penelitian Eli Soner 2012, Maladiptive Daydreaming digunakan sebagai copying trauma atau bentuk seseorang menangani stress, cemas atau trauma masa lalunya. Dan pada 2018, Eli Somer kembali menyimpulkan penelitiannya terkait Maladiptive Daydreaming bahwa mekanisme kerja Maladiptive daaydreaming ini sama dengan OCD (Obsessive Compulsive Disorder). Dimana adanya perilaku kompulsif yang ditandai dengan rendahnya kadar serotonin pada otak menyebabkan dorongan untuk terus masuk ke khayalan/imajinasi. Peristiwa yang terjadi pada kehidupan sehari-hari juga dapat memicu kondisi Maladiptive Daydreaming seperti lagu yang didengarkan, film atau drama yang pernah ditonton, bahkan kontak fisik seperti parfum, pemcaraan atau lainnya dapat menghubungkan seorang penderita Maladiptive Daydreaming dengan dunia imajinasinya yakni sebagai inspirasi alur atau bentuk imajinasi itu sendiri.

Dilansir dari Alodokter, seseorang dengan kondisi Maladiptive Daydreaming sering ditandai dengan hal-hal berikut

Reaksi nyata saat melamun, seperti perubahan mimik wajah atau ekspresi, gerakan tubuh, maupum pembiicaraan

Suasana hati membaik saat melamun

Keinginan untuk segera kembali memasuki lamunannya bahkan saat dirinya sedang beraktivitas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun