Inner child kerap kali dikaitkan dengan sebuah penyakit mental. Nyatanya pada diri setiap orang terdapat sebuah ruang untuk menyimpan kenangan masa kecil yang biasa disebut dengan istilah inner child. Inner child jika menyimpan luka dan hal hal yang menyakitkan akan terluka menjadi trauma. Keadaan inilah inner child dalam diri menjadi penyakit mental. Namun, jika inner child menyimpan memori menyenangkan akan memberi kesan positif dan sikap optimisme pada hidup seseorang.
Tidak sedikit dari kita yang abai pada inner child dalam diri. Beberapa tidak sadar bahwa inner child yang ada dalam dirinya tengah terluka. Lalu bagaimana cara kita untuk tahu apakah inner child dalam diri kita bahagia atau terluka? Yuk kenali tanda inner child terluka dan bahagia.
Inner child yang bahagia akan membuat hidup seseorang lebih ceria dan positif vibes. Seperti apa orang yang memiliki inner child bahagia itu?
- Rasa percaya diri; Inner child yang bahagia akan membangun karakter seseorang percaya diri dan aman, karena ia merasa bahwa dia berharga.
- Semangat dalam menjalani aktivitas sehari hari; Positif vibes dalam dirinya akan mendorong dia untuk ingin menikmati setiap kegiatan yang dia lakukan.
- Mudah berbaur dengan orang lain; rasa aman dalam dirinya akan membuat dia mudah berbaur dan beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
- Kreativitas tinggi; seseorang yang inner childnya bahagia tidak akan membiarkan dirinya overthingking. Jadi biasanya dia akan mengisi waktu luangnya dengan mencoba hal hal baru atau lebih mengasah kreativitas dirinya.
- Pandai mengekspreksikan emosi; seseorang yang inner childnya bahagia dan terpenuhi tidak memendam perasaan dan emosinya. Jika dia senang  dia akan tertawa dan apabila dia sedih dia akan menangis.
Seseorang yang inner chilldnya terluka dapat dilihat dari perilaku sehari-harinya. Orang dengan inner child yang terluka akan mudah ke-trigger dengan hal hal yang ada di lingkungannya yang akan mengingatkan dia dengan pengalaman masa kecil yang buruk. Berikut ciri-ciri seseorang dengan inner child yang terluka
- Selalu terikat dengan orang lain karena merasa takut ditinggalkan.
- Merasa bersalah pada hal kecil dan memberi batasan kepada orang disekitarnya.
- Susah fokus dan sulit menyelesaikan aktivitasnya
- Memendam perasaannya, karena dia takut untuk bersuara. Ia takut jika suaranya tidak didengar atau bahkan malah menyakiti orang lain
- Â Tidak percaya diri atau mudah insecure dengan keadaan dirinya
- Suka menghindar dan tidak ingin terlibat dalam suatu koflik
- Selalu berusaha untuk menyenangkan orang lain meskipun merugikan dirinya sendiri
- Cemas jika berhadapan dengan hal-hal baru
- Terlalu keras mengkritik dirinya sendiri
Jika seseorang telah terluka inner childnya hal-hal disekitarnya akan berpengaruh besar terhadap perilakunya. Tak sedikit dari mereka menadi trauma dan bahkan bisa depresi. Menghadapi inner child yang terluka harus dimulai dari dalam dirinya sendiri, agar hidupnya lebih positif. Berikut ini cara menghadapi inner child yang terluka,
- Mulailah untuk memaafkan segala hal yang telah berlalu. Hal-hal kecil yang pernah menimpa diri kamu. Krena setiap orang memiliki masalalu yang baik dan buruk. Hal itulah yang akan membentuk karaktermu sekarang ini
- Cintailah diri kamu terlebih dahulu. Seseorang yang inner childnya terluka akan mengedepankan orang lain dibanding dirinya sendiri. Jika kamu merasa seperti itu, cobalah terima dirimu sekarang ini dan bahagiakan diri kamu terlebih dahulu. Abaikan perkataan orang lain yang menyakitimu karena mereka tidak berkontribusi apapun untuk hidumu. Jika tidak dirimu sendiri yang peduli padamu lalu siapa?
- Mengingat kenangan bahagia. Cobalah lupakan kenangan buruk dan berfokus pada kenangan kenangan yang membuatmu bahagia. Hal ini akan memberikan pengaruh positif pada diri sendiri.
- Memeluk diri sendiri. Pelukan hangat dapat membuat nyaman dan rasa aman. Pelukan hangat juga dapat membantu menyembuhkan inner child yang terluka, cobalah lakukan hal hal berikut
- Silangkan kedua tangan di depan dada
- Hubungkan ibu jari membentuk kupu kupu
- Posisikan ujung jari di bawah tulang selangka (collarbone)
- Ketuk dada dengan tangan kanan dan kiri perlahan lahan secara bergantian
- Ambil napas yang dalam pelan pelan
- Ucapkan kalimat kalimat untuk menyemangati diri, dan analisis diri tanpa rasa menghakimi.
Seperti halnya kesehatan tubuh, kesehatan mental juga harus dijaga, karena tidak sedikit orang mengakhiri hidup akibat kesehatan mental yang berantakan. Cobalah untuk konsultasi ke psikiater atau psikolog jika kamu merasa kesehatan mental kamu tidak baik-baik saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H