Stress dapat dipicu oleh berbagai hal dari yang kecil sampai hal yang besar. Seperti terjebak kemacetan, dikejar deadline, rencana tak sesuai ekspetasi sampai  ketidak harmonisan keluarga. Stress juga dapat disebabkan oleh tekanan dari dalam diri seperti kegagalan dalam mencapai keinginan, terlalu memfosir diri untuk selalu bekerja, dan lain sebagainya. Secara langsung maupun tidak langsung stress memiliki peran menjadi pemicu berbagai penyakit bagi tubuh. Mulai asam lambung sampai penyakit jantung.
Namun tidak semua stress akan mengakibatkan penyakit berat seperti jantung. Stress ada dua macam, yaitu stress ringan atau jangka pendek dan stress berat yang apabila tidak ditangani akan menimbulkan masalah kesehatan. Gejala stress bermacam macam dan juga berbeda beda pada setiap orang, tetapi ada beberapa gejala yang akan tubuh rasakan sebagai tanda bahwa seseorang sedang mengalami stress. Karena terkadang ketika kita memfosir diri mengejar sesuatu atau tekanan yang kita alami sangat berat kita lupa untuk menjaga kesehatan mental dan beristirahat.
- Maag sering kambuh
- Sering kali sakit maag kita sangka diakibatkan oleh pola makan yang tidak teratur ataupun terlalu banyak makanan asam dan pedas yang kita konsumsi. Nyatanya stress juga bisa menjadi pemicu naiknya asam lambung. Bagaimana bisa demikian?. Karena tingkat stress yang tinggi dapat meningkatkan produksi asam lambung dalam tubuh. Dan rasa mual, nyeri maag yang dialami seseorang karena stress akan terasa lebih sakit. Maka orang yang memiliki riwayat maag dianjurkan untuk tidak stress dan banyak pikiran, makan dengan teratur dan memiliki pola hidup yang baik.
- Tubuh mudah sakit.
- Jika seseorang mengalami stress tubuhnya akan memberi reaksi berlebih pada setiap aktivitas yang dilakukannya. Seseorang yang sedang stress meskipun sedikit melakukan aktivitas dirinya akan mudah merasa lelah, capek, dan pegal-pegal. Hal itu karena tubuhnya berlebihan dalam memproduksi hormon. Selain itu jika seseorang mengalami stress sistem kekebalan tubuhnya akan melemah, maka dari itu dirinya akan mudah sakit.
- Berat badan naik atau turun dengan drastis
- Perubahan fisik yang diakibatkan karena stress adalah perubahan tubuh yang tampak lebih kurus atau berat badan yang turun drastis. Banyak orang yang apabila tampak kurus, akan ditanya apakah dirinya sedang stress dan banyak pikiran?. Penurunan berat badan yang drastis tersebut dikarenakan dalam menghadapi stress, sistem saraf simpatik akan mengaktifkan respon flight or figh yang diawali dengan pelepasan andrenalin. Andrenalin sendiri dapat menyebabkan perubahan cara kera tubuh karena membuat detak jantung dan pernapasan menadi lebih cepat. Kondisi ini akan meningkatkan pembakaran kalori serta mengubah cara kera usus dalam mencerna makanan dan mengubah glukosa darah yang dapat berujung pada penurunan berat badan. Namun adapula orang yang mengalami stress justeru malah mengakibatkan berat badan naik. Karena tubuhnya menadi tegang dan akan memproduksi hormon yang disebut korstisol. Hormon ini menjadi penyebab utama meningkatnya nafsu makan sehingga membuat seseorang dengan mudah menyantap makanan apapun untuk menenangkat diri. Tidak sedikit orang yang mengalami stress menjadikan makan pelariannya agar dirinya sedikit tenang
- Sulit tidur
- Kode tubuh satu ini sudah tentu tak asing kita dengar sebagai tanda bahwa tubuh kita mengalami stress. Saat berusaha untuk tidur, tubuh kita akan menolak. Semakin ingin tidur semakin memikirkan banyak masalah, kekhawatiran, ataupun kesalahan-kesalahan yang terjadi. Mengapa demikian? Meningkatnya detak jantung dan juga jumlah hormon kortisol yang diproduksi oleh tubuh selain meningkatkan nafsu makan juga menyebabkan seseorang sulit tertidur maupun mempertahankan tidur yang berkualitas. Untuk menguranginya kita dapat melakukan meditasi, olahraga teratur, dan mengurangi mengonsumsi kafein.
Itulah beberapa cara tubuh dalam memberi tanda bahwa kita sedang mengalami stress. Jika kamu mengalami stress, kamu dapat mengatasinya dengan berbincang dan berkeluh kesah pada teman, keluarga, atau pasangan agar stress berkurang. Atau kamu bisa memberi waktu untuk dirimu sendiri (me time). Gunakan waktumu untuk bersantai, melakukan hobi yang kamu sukai, atau liburan. Namun hal terpenting untuk mengurangi stress adalah dengan menerapkan pola hidup sehat dan berolahraga secara teratur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H