Mohon tunggu...
nuraini khumaeroh
nuraini khumaeroh Mohon Tunggu... -

masih menjadi mahasiswi angkatan 2012 di UIN Maliki Malang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tidak Semua Orang Bisa Kreatif

12 Desember 2013   16:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:00 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cerita ini diawali dari seorang yang sangat biasa, kuno, yang jauh dari ke modernnya anak zaman sekarang. Seorang wanita yang sudah duduk dibangku kuliah, ia memilih untuk tinggal di luar rumah agar menambah pengalamannya. Di bangku kuliah Anak seusia mereka ialah tempat awal mereka mulai lebih menampilkan keterampilan atau kreativitas-kretivitas yang ada pada dirinya dan bahkan mereka dituntut untuk bisa lebih dari itu semua. Akan tapi entah mengapa wanita ini berbeda dengan anak lainya ia merasa tidak memiliki keterampilan atau kreativitas yang baik yang bisa ia tampilkan.

Terkandang ia selalu menyalahkan dirinya sendiri sejak mulai di bangku sekolah dasar, samapai sekerang ia di bangku perguruan tinggi sangat sulit untuk berkreativtas. Entah mungkin saja ada yang salah dalam prosesnya dalam menimbulkan kreativitas. Mungkin dalam tahap pertama dalam masa persiapan yaitu mengumpulkan informasi-informasi yang ada atau pada tahp keedua ketika masa inkubasi yaitu Masa diam sejenak, tidak ada usaha langsungyang dilakukan untuk memecahkan masalah, ataupun bisa jadi pada tahap ketiga masa iluminasi/masa pencerahan yaitu Suatu kondisi dimana telah menemukan ide tentang apa yang bisa diperbuat dengan data-data yang sudah dikumpulkan tersebut. Atau ada yang salah pada tahap terakhir yaitu masa verifikasi yaitu Tahap dimana kita menguji ide yang kita temukantersebut sesuai atau tidak, berguna atau tidak dalam memecahkan masalah yang sedang dihadapi.

Atau mingkin juga ada yang salah pada apa saja yang dibutuhkan pada orang yang creative. Ada tiga hala yang dibutuhkan yaitu yang pertama mengembangkan pengetahuan dasarnnya, yang kedua menciptakan atmosfer yang tepat untuk berkreativitas seperti dapat dukungan dari orang banyak atau orang lain, yang ketiga yaitu mencari analogi.

Dan sekali lagi entah bagianmana yang salah dalam tahap-tahap berkreatif, tetapi ia selalu percaya aka doa ayah ibunya, dia pecaya Allah telah memberikannya kesempatan untuk duduk di bangku kuliah dan berarti Allah juga percaya bahwa ia mampu dalam mengahadapi masalah yang terjadi di saat bangku perkuliahan, karena setiap orang yang kreatif tidak dipengaruhi dengan nilai IQ seseorang. Dan seseorang yang tidak kreatif mungkin saja Ia lebih baik lagi dalam IQnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun