Oleh: Aini Khairunnisa
Pagi yang dingin, hujan yang turun membasahi setiap jalan-jalan di sekolahku ini, pratheep vitya batan, lidun, yala. Hari ini kami akan melaksanakan salah satu kegiatan sekolah kami yaitu rihlah ke tempat-tempat bersejarah yang berada di thailand selatan (yala, pattani dan narathiwat). Aku duduk di kursi paling depan bus kelima bersama 6 guru lainnya.Â
Seperti biasanya, kami selalu membaca doa sebelum bepergian ,di bus ini aku mendengarkan lagu-lagu berbahasa thailand yang maknanya tidak jauh beda dengan lagu-lagu pop yang ada di indonesia.Â
Begitu besar keinginanku untuk mengetahui arti dari setiap bait yang dinyanyikan sehingga aku selalu bertanya makna dari lagu-lagu tadi kepada salah satu guru yang kebetulan duduk di sampingku, biasa di panggil dengan sebutan umi karena beliau sudah cukup tua umurnya sekitar 65 tahun, ketika aku melihatnya selalu mengingatkan aku akan nenekku yang berada di indonesia, beliau adalah salah satu guru yang sudah lama mengajar di sekolahku, beliau dulu pernah belajar di libya, sebelum mengajar di sekolahku ini, beliau pernah mengajar di banyak sekolah di daerah yala ini and i'm proud of her.
Tak terasa kami tiba di tempat pertama yaitu mesjid teluk manok di Narathiwat, mesjid yang berumur 349 tahun di bangun pada tahun 1044 masehi, mesjid ini tidak memiliki paku dan masih bertahan kuat hingga saat ini, Cuma mendapat sedikit renovasi di bagian depannya, dan di seluruh dunia hanya terdapat 4 mesjid yang tidak memiliki paku yaitu 2 di negeri Thailand, Malaysia dan Indonesia (demak), sangat mengagumkan membuat pemikiranku selama ini yang hanya menganggap negeri Thailand dipenuhi oleh orang-orang non muslim berubah drastis ,ternyata mereka mereka memiliki mesjid sejak dahulu dan ini membuktikan bahwa agama islam telah ada di negri ini sejak ratusan tahun yang lalu, nama mesjid ini adalah wadi al husain yang di bangun oleh anwar husain. Â
Di depan mesjid terdapat satu tempat jualan souvenir khas teluk manok dan saya pun membeli gantungan kunci dengan gambar mesjid teluk manok dengan harga 20 bath atau 8 ribu rupiah.
Setelah itu kamipun bergegas ke bus untuk melanjutkan perjalanan ke musium al-qur'an di sekolah anak ayam, di perjalanan lagu yang di putar bukan lagi berbahasa shiam (Thailand) tetapi lagu berbahasa Arab dengan latar video mesjid raya di pattani, di video itu memperlihatkan banyaknya masyarakat pattani yang beragama islam, mereka shalat tarawih berjamaah disana dan itu membuatku ingin menitikkan air mata, aku terharu melihat video ini, gambar yang dulu hanya bisa aku lihat di youtube atau google kini aku menginjak negri ini sendiri, negri gajah putih (Thailand).
Beberapa saat kemudian sampailah kami di tempat tujuan, ketika turun dari bus aku melihat sebuah mobil yang baru masuk dan di belakangnya seperti penumpang asal Indonesia dan aku yakin mereka adalah orang-orang Indonesia tapi tak mungkin, kurasa mereka adalah orang-orang Thailand.Â
Setelah itu kami pun pergi ke tempat al-qur'an-al-qur'an itu berada, namun sesaat kemudian orang-orang yang tadi aku lihat menghampiri kami, dan ternyata mereka adalah kawan-kawan dari Indonesia tepatnya daerah bandung, berjumlah 5 orang, 2 diantaranya adalah lelaki, dan 3 lainnya adalah perempuan, senag sekali bertemu sebangsa disini, walaupun kami tidak saling kenal namun, tidak membuat aku segan berkenalan dengan mereka menambah banyak teman dan mereka pun menerimaku dengan baik, yah seperti itulah saat bertemu dengan sesama Indonesia kenal tak kenal, serasa sudah lama berkenalan.Â
Di tempat ini kami melihat banyak sekali al-qur'an yang di tulis sejak  beratus-ratus tahun yang lalu, dan kemudian di museumkan agar menjadi bukti bahwa al-qur'an dari tahun ke tahun tidak pernah berubah isi dan kandungannya, hanya tempat menulisnya saja yang berbeda-beda, ada yang di atas kulit hewan, pelepah kurma dan lain sebagainya.Â
Di samping ruangan ini ada pula ruangan lainnya yang berisi alat yang di tarik gajah pada zaman dulu dan masih di simpan aman di sekolah ini, di sampingnya lagi terdapat ruangan yang berisi miniatur mesjid teluk manok, dan lukisan-lukisan bangsawan terdahulu dari negri ini.Â