Mohon tunggu...
Nuraini Fazila
Nuraini Fazila Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswi - Hubungan Masyarakat dan Komunikasi Digital

Halo perkenalkan saya Nuraini Fazilatun Nisa, biasa dipanggil Aini. Seorang mahasiswi Hubungan Masyarakat dan Komunikasi Digital di Universitas Negeri Jakarta. Di sela-sela waktu, saya mencoba berbagai hal baru termasuk bagaimana cara menulis berita dengan baik dan benar.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kemunduran Demokrasi di Pemilu 2024

19 April 2024   05:12 Diperbarui: 19 April 2024   05:17 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MediaIndonesia.com/Seno
MediaIndonesia.com/Seno

Hal ini terulang kembali di Pemilihan Presiden 2024 yang diramaikan oleh panggung teater ketakadaban, di mana berbagai komedi politik dimainkan dengan bahasa sarkastis, gestur ironis, dan gimik bombastis.


Demokrasi adalah partisipasi politik, bukan angka. Prosesnya harus dapat dipertanggungjawabkan sejak pemilihan kandidat hingga hasilnya. Sejak awal, legitimasi pemilu telah hilang saat keabsahan pencalonan saja jelas melanggar kepatutan. Meskipun pemilu memiliki legitimasi, mereka tidak memiliki justifikasi.

Pemilu 2024 memunculkan perlunya untuk meninjau kembali pendekatan politik yang tidak menekankan pada integritas moral, etika yang jelas, dan logika yang baik.Ini tidak berarti bahwa ada kelompok yang kurang cerdas daripada yang lain, seperti yang dianggap oleh sebagian orang yang ingin memisahkan para intelektual dari masyarakat umum. Namun, tujuan ini adalah untuk menekankan pentingnya politik yang membimbing dan mengedukasi.

Mural di kawasan Pondok Petir, Depok, Jawa Barat, Senin (7/3/2022), menunjukkan kekesalan masyarakat terhadap tindakan korup pejabat/mitrajatim.com
Mural di kawasan Pondok Petir, Depok, Jawa Barat, Senin (7/3/2022), menunjukkan kekesalan masyarakat terhadap tindakan korup pejabat/mitrajatim.com

Dalam menghadapi kompleksitas kondisi demokrasi saat ini, kita dihadapkan pada berbagai tantangan yang meliputi polarisasi politik, penurunan kepercayaan terhadap institusi demokratis, serta ancaman terhadap kebebasan berpendapat dan berorganisasi. Untuk itu, penting bagi kita untuk terus memperjuangkan nilai-nilai demokrasi, seperti keadilan, kebebasan, dan partisipasi aktif dalam pengambilan keputusan publik.

Kita juga perlu memahami bahwa dalam sebuah demokrasi, perbedaan pendapat adalah hal yang wajar dan harus dihormati. Dengan menerima keragaman pandangan, kita dapat menciptakan ruang bagi dialog yang konstruktif dan solutif dalam menyelesaikan perbedaan-perbedaan tersebut. Partisipasi aktif dari setiap individu juga menjadi kunci dalam memperkuat demokrasi. Dengan berpartisipasi dalam pemilihan umum, memberikan masukan kepada perwakilan kita di lembaga legislatif, serta terlibat dalam kegiatan sosial dan politik lainnya, kita dapat secara efektif mempengaruhi arah demokrasi negara kita.  (19/04/2024).

Nuraini Fazilatun Nisa, Mahasiswi Program Studi Hubungan Masyarakat dan Komunikasi Digital, Universitas Negeri Jakarta angkatan 2022.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun