Â
Bulan Ramadhan menyemarakkan malam yang semestinya sunyi. Suara  lengkingan burung, jangkrik dan... , entahlah seringkali tidak bisa dibedakan jenis satwanya selalu membersamai lingkungan tempat tinggal kami. Ramadhan memecahkan kondisi tersebut menjadi satu kesatuan yang diwarnai hiruk pikuk para pejalan kaki merapat menuju  masjid atau mushola untuk melaksanakan Sholat Isya dan sholat tarawih berjamaah.  lantunan ayat-ayat Al Quran pun menyusul dan bersahutan diikuti di berbagai tempat.Â
Ramadhan menjadi bagian dari kerinduan yang lama dinantikan. Tak ketinggalan  kuambil  kitab suci al quran yang masih tertata rapi diatas meja. Kulantunkan ayat-ayat  menjadi penyejuk diri, mengalir ke dalam raga yang didalamnya termuat firman-firman Ilahi,  merupakan  mukjizat luar biasa  dari  Nabi Muhammad SAW bagi umatnya.Â
Inilah yang membedakan dengan hari-hari biasa.  Malam ini terasa siang, terbius suasana kehangatan Ramadhan.  Untuk menunggu rasa kantuk handphone menjadi teman setia. Aktivitas membaca menjadikan sebagai camilan penyerta. Kesunyian pun mulai mendekat, suara tadarus qur an dari mushola sebelah rumah  pun meredup.  Â
Kring...kring.  alarm handphone berbunyi tepat jam 03.00 WIB., pertanda waktu sahur telah tiba. Aku  bergegas  bangun dan membasuh muka agar lebih mata lebih segar.  Kulkas  dan kompor .. Itulah pikiran seorang ibu rumah tangga. Sambil menunggu agar ikan yang ambil dari kulkas menghangat oleh udara sekitar, ku hidupkan  kompor gas untuk merebus air. Sesekali mataku melirik ke arah jam dinding..., "Ah waktu subuh masih lama,  tapi...  apakah bisa menyempatkan untuk sholat Tahajud?" ... Kebimbangan timbul di benakku. Ternyata alarm yang aku atur kemarin seharusnya jam 02.30. Rasa penyesalan datang. Untuk menghilangkan stress kubuka jadwal imsakiyah di Handphone. O.. ya.. Ya.. terlihat waktu subuh wilayah Kotawaringin Timur menunjukkan pukul 4.19. Bukankah mengakhirkan makan sahur bagian dari sunah puasa.. Masih cukup waktu untuk melakukan kegiatan tersebut.Â
Makan sahur kami sekeluarga hari tidak terlalu istimewa. Prinsip kami adalah cukup dalam menunjang gizi sehingga  puasa dalam keadaan bugar. Yang terpenting lagi tidak memicu rasa ngantuk setelah  makan sahur.Â
Banyak hal yang kita lakukan pasca makan sahur  untuk menghindari rasa kantuk.  Sebab tidur setelah makan sahur  sangat tidak dianjurkan. Aku sendiri pun pernah mengalami dengan naiknya asam lambung.Â
Selain itu, kita akan kehilangan momen penting yakni sholat subuh terlewatkan dan tidak tepat waktu. Melakukan tadarus quran sangat efektif, karena merupakan bagian nilai ritual ibadah.Â
Walaupun kegiatan tersebut opsional, tergantung jadwal rutinitas, kenyamanan dan waktu luang. Untuk menjaga kebugaran juga seringkali orang melakukan aktivitas jalan pagi. Apalagi kegiatan tersebut dilakukan secara bersama-sama.Â
Pagi itu aku memilih untuk bertahan di rumah, karena banyak pekerjaan rumah yang belum terselesaikan. Namun  anak-anak yang merupakan jamaah mushola samping rumahku ramai melakukan  jalan pagi. Mereka begitu riang menikmati suasana santai dan sekaligus memanfaatkan hari libur di awal puasa.Â
Apapun yang kita dilakukan  merupakan bagian dari usaha untuk menjaga keberlanjutan ibadah puasa kita. Aktivitas pekerjaan, kesibukan dirumah dan sebagainya. Segala kegiatan biasa kita lakukan tanpa mengabaikan peribadatan istimewa.  Menggapai kenikmatan Ramadhan menjadi orientasi.Â