Ada faktor, ada pengaruh, ada dampak, ada rencana, dan ada hasil dari semua aktivitas-aktivitas yang ada di lapangan masyarakat maupun di lingkungan kampus. Dimana dari setiap aktivitas tersebut terdapat banyak warna dan konstruk yang memberi simbol dan arti pada setiap orang. Dari masing-masing aktivitas akan terbentuk komunitas dan lembaga yang mana hal itu akan di jadikan sebuah organisasi dan aktivitas bagi warga dan mahasiswa. Kekuatan, kelemahan, kelebihan, tantangan, dan kesempatan menjadi satu di setiap aktivitas, rancangan, dan program. Hambatan ataupun kesempatan merupakan sebuah hal yang biasa terjadi dan memang warna dalam daftar nama ‘komunitas’.
Komunitas merupakan sekumpulan orang yang diasosiasikan dengan kehidupan sosial. Sedangkan psikologi komunitas netral antara spesialisasi psikologi sosial dan psikologi klinis. Dalam suatu komunitas menjanjikan sebuah tujuan, menjalankan program kegiatan, dan juga terdapat sebuah hiburan. Namun dalam komunitas terkadang sebuah program tersebut tidak berjalan dengan sukses di setiap agenda. Penyebab dari hambatan itu mungkin bisa di katakan dengan perbedaan budaya, ide, dan kepribadian yang ada di antara kelompok dan individual. Permasalahan yang selanjutnya ada pada lingkungan yang mana hal itu mengakibatkan terhambatnya sebuah komunitas. Aspek dari lingkungan tersebut tidak lain adalah: peran dari setiap individu, keluarga, majelis, sekolah, teman. Sehingga dari lingkungan tersebut terjadilah sebuah deskriminasi yang menyebabkan kejadian-kejadian yang negatif.
Komunitas-komunitas yang sudah berjalan, otomatis telah di terapkan di lingkungan atau di lapangan. Psikologi komunitas menerapkan bahwa setiap komunitas memastikan ada kesinkoronan antar perspektif dan pengetahuan, semisal: perbedaan polotik, agama, perkembangan sumber daya, dan diantara person dan lingkungan. Sehingga psikologi komunitas mencoba menerapkan komunitas-komunitas mereka bersatu, sejahtera, terhimpun, dan berkembang. Psikologi komunitas tidak hanya membantu kesejahteraan mereka dan pengembangannya, akan tetapi pula juga membantu dan memahami komunitas mereka dalam mengakses kebutuhan-kebutuhannya. Kebutuhan tersebut yaitu: faali, rasa aman, sosial, harga diri, kognitif, astetika, dan aktualisasi diri.
Ketika terjadi suatu masalah pada sebuah komunitas, maka prevensi yang perlu diperhatikan dari psikolog, pertama adalah menangani, membantu, mengubah lingkungan, dan memberi pertolongan masalah itu dan juga di bantu dari kesehatan mentalnya mereka. Kedua adalah menanggulangi mereka sejak dini, dan identifikasi dari awal atas permasalahan kesehatan itu sebelum semua masalahnya terjadi. Sedangkan yang terakhir adalah mengurangi penderitaan atau efek gangguan mental yang terdiagnosis. Psikolog, keluarga, dan seorang yang di anggap profesional merupakan para konsultan pada komunitas yang mana para konsultan ini memberi intervensi pada mereka, terlebih lagi ketika menghadapi suatu masalah.
Komunitas dan psikolog komunitas merupakan pasangan yang exact untuk mendapatkan hasil yang bagus dan seimbang. Dimana setiap komunitas tersebut suatu hal pasti yang sering mendapakan problem terkait dengan programnya, problem yang sedang terjadi bagi mereka merupakan sebuah hambatan dan ujian. Dan hal itu perlu penanganan dan penyelesaian dari orang lain. Orang lain yang exact bagi sebuah komunitas adalah psikologi komunitas yang memang profesinya sebagai penanganan terhadap sebuah komunitas yang ada di lingkungan kampus ataupun di lapangan masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H