Mohon tunggu...
Aini Septi Angraini
Aini Septi Angraini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Seorang Mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Makassar

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengenal Thalasemia dan Hubungannya dengan Gizi

21 Agustus 2024   11:31 Diperbarui: 21 Agustus 2024   11:38 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Thalasemia dan Hubungannya dengan Gizi: Panduan Penting

Thalasemia adalah kelainan darah genetik yang mempengaruhi produksi hemoglobin, protein dalam sel darah merah yang mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Penderita thalasemia mengalami penurunan jumlah hemoglobin dan sel darah merah, yang dapat menyebabkan anemia, kelelahan, dan berbagai komplikasi kesehatan. Ada dua jenis utama thalasemia, yaitu thalasemia alfa dan thalasemia beta, yang masing-masing memiliki variasi gejala dan penanganan.

Pengaruh Gizi pada Penderita Thalasemia

Gizi memainkan peran penting dalam pengelolaan thalasemia dan mendukung kesehatan penderita. Meskipun tidak ada obat untuk thalasemia, diet yang tepat dapat membantu mengatasi gejala, meningkatkan kualitas hidup, dan mencegah komplikasi. Berikut adalah beberapa aspek penting tentang hubungan antara gizi dan thalasemia:

  1. Dukungan untuk Mengelola Anemia

Penderita thalasemia sering mengalami anemia, yang dapat menyebabkan kelelahan dan kelemahan. Diet yang kaya akan zat besi sangat penting untuk meningkatkan produksi sel darah merah. Namun, pada penderita thalasemia, kelebihan zat besi bisa menjadi masalah karena mereka dapat mengalami akumulasi zat besi akibat transfusi darah rutin. 

Oleh karena itu, penting untuk mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi dengan bijak dan sering kali diimbangi dengan makanan yang mengandung vitamin C, seperti buah-buahan citrus dan paprika, yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi tanpa meningkatkan akumulasi berlebihan.

  1. Menjaga Keseimbangan Elektrolit

Keseimbangan elektrolit penting untuk kesehatan penderita thalasemia, terutama bagi mereka yang menjalani terapi deferoksamin untuk mengelola kelebihan zat besi. Makanan yang kaya akan kalium, seperti pisang, kentang, dan tomat, serta magnesium, yang terdapat dalam kacang-kacangan dan biji-bijian, dapat membantu menjaga keseimbangan elektrolit dan fungsi jantung yang optimal.

  1. Mengelola Komplikasi Kesehatan

Penderita thalasemia dapat mengalami komplikasi kesehatan seperti gangguan hati dan jantung akibat akumulasi zat besi. Diet rendah lemak jenuh dan kolesterol, serta kaya akan antioksidan, dapat membantu mengurangi risiko komplikasi tersebut. Sayuran hijau, buah-buahan, dan biji-bijian adalah pilihan yang baik untuk mendukung kesehatan jantung dan hati.

  1. Pentingnya Asupan Vitamin dan Mineral

Asupan vitamin dan mineral yang adekuat sangat penting untuk kesehatan umum penderita thalasemia. Vitamin B12 dan folat, misalnya, berperan dalam produksi sel darah merah dan mencegah anemia lebih lanjut. Makanan seperti daging, telur, dan produk susu mengandung vitamin B12, sedangkan folat dapat ditemukan dalam sayuran hijau, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

Strategi Nutrisi untuk Penderita Thalasemia

  • Konsumsi Makanan Seimbang: Pastikan diet mencakup berbagai makanan dari kelompok makanan utama, termasuk protein, karbohidrat, lemak sehat, dan banyak sayuran serta buah-buahan. Ini membantu memenuhi kebutuhan nutrisi sehari-hari.
  • Batasi Asupan Zat Besi: Meskipun zat besi penting, penderita thalasemia harus berhati-hati dengan asupan zat besi untuk menghindari akumulasi berlebihan. Pilihlah sumber zat besi non-heme seperti kacang-kacangan dan biji-bijian, dan konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen zat besi.
  • Hidrasi yang Cukup: Minum cukup air penting untuk menjaga keseimbangan cairan dan mendukung fungsi tubuh yang optimal.
  • Konsultasi dengan Ahli Gizi: Bekerjasama dengan ahli gizi atau dietisien dapat membantu merencanakan diet yang sesuai dengan kebutuhan individu dan mengelola komplikasi kesehatan yang mungkin timbul.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun