JAS MERAH yang memiliki kepanjangan ‘jangan sampai melupakan sejarah’ selalu digemborkan dimana-mana. Sebagai pemanis pelajaran sejarah agartidak membosankan, guru-guru selalu menyeru murid-muridnya untuk tidak melupakan sejarah. Memang benar kita tidak boleh melupakan sejarah. Dengan sejarah, maka kita akan mengetahui darimana kita berasal.
Kali ini yang akan dibahas bukan sejarah tentang kita, melainkan tentang ilmu yang mempelajari tentang kita yakni Antropologi. Setiap keilmuan selalu memiliki sejarah perkembangan. Sama halnya sebuah kota atau tempat-tempat yang sudah barang tentu memiliki sejarah atau legenda. Antropologiyang merupakan ilmu sosial memiliki fase-fase perkembangan seperti ilmu sosial lainnya. dalam buku ‘pengantar antropologi‘ yang ditulis oleh koentjaraningrat telah dipaparkan fase-fase perkembangan antropologi meliputi:
Fase pertama : berlangsung pada sebelum tahun 1800. Bermula dari kedatangan orang eropa di benua afrika, asia dan amereika selama 4 abad. Terbitlah tulisan-tulisan yang mendeskripsikan tentang adat-istiadat, susunan masyarakat, bahasa dan ciri fisik serta beraneka warna suku bangsa “etnografi”
Fase kedua: berlangsung pada pertengahan abad ke 19. Pada fase ini terbit karangan-karangan yang bahannya tersusun berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa pada fase ini perkembangan antropologi bersifat akademis dan tujuannya adalah untuk mempelajari masayarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud mendapatkan pengertian mengenai tingkat-tingkat kuno dalam sejarah evolusi dan sejarah penyebaran kebudayaan manusia di muka bumi.
Fase ketiga: berlangsung pada awal abad ke-20. Dalam fase ketiga ini antropologi menjadi suatu ilmu yang praktis, yang tujuannya adalah mempelajari masyarakat dan kebudayaan suku-suku bangsa diluar eropa guna kepentingan pemerintah kolonial dan guna mendapat pengertian tentang masyarakat modern yang bersifat kompleks.
Fase keempat: berlangsung pada tahun 1930-an. Dalam fase ini antropologi berkembang sangat luas, ditinjau dalam hal penelitian pengetahuannya maupun kecenderungan metode-metode ilmiahnya. Pokok atau sasaran penelitian para ahli antropologi bukan lagi suku-suku bangsa primitif selain eropa, melainkan mengenai keanekaragaman fisiknya, masyarakatnya, maupun kebudayaannya.
Tidak cukup empat fase diatas pembahasan mengenai sejarah perkembangan antropologi. Sampai saat ini antropologi terus berkembang dengan 2 tujuan: (1) tujuan akademis (2) tujuan praktis. Tujuan akademisnya adalah untuk mencapai pengertian tentang pengertian makhluk hidup pada umumnya dan tujuan praktisnya untuk mempelajari manusia dalam beragam masayarakat suku bangsa guna membangun masyarakat suku bangsa tersebut.
Sedikit ulasan mengenai fase-fase perkembangan antropologi ini semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.. ^_*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H