Mohon tunggu...
Ain Betaubun
Ain Betaubun Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa

suka bakso

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

May dan Natal

11 Desember 2024   16:16 Diperbarui: 11 Desember 2024   16:16 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di akhir tahun seperti ini, Kutub Utara mulai sibuk. Semua  peri, kurcaci, serta para rusa sedang sibuk dikarenakan "Magical Factory" yang dimiliki oleh Santa Claus itu menerima banyak permintaan dari anak-anak di seluruh dunia, salah satunya adalah Nirankara Gupita atau yang akrab disapa Gupi, seorang gadis kecil berusia 8 tahun yang mempunyai harapan besar untuk Natal tahun ini. Kado yang Gupi inginkan dapat terbilang sulit direalisasikan atau bahkan mustahil. Namun, Gupi tetap tekun memanjatkan harapannya itu.

Gupi selalu berdoa bahkan menuliskan surat kepada Santa Claus dengan harapan ia akan membacanya dan mengabulkannya. "Untuk Santa tersayang, aku sangat ingin berkumpul kembali dengan keluargaku" tulis Gupi. Keluarga Gupi berpencar ke seluruh dunia untuk merantau. Kakak sulungnya, Aya -- Gayatri Leovania -- melanjutkan pendidikan Hukum-nya di salah satu universitas ternama di Australia. Sedangkan abangnya,  Gewa -- Gewa Cakrawala -- memilih untuk melanjutkan SMA di luar kota, pulang pun tergantung moodnya saja. Ibu dan Ayahnya bekerja dari pagi hingga larut malam. Sehingga, satu-satunya orang yang selalu menemaninya adalah nenek, atau yang kerap ia panggil May.

Suatu sore yang mendung, Gupi terduduk di teras rumah dengan raut yang sendu. Sebentar lagi, waktu yang seharusnya ia tunggu dengan riang gembira akan segera datang. Namun, kali ini ia tak ada semangat untuk menyambut perayaan sekali setahun tersebut. May yang melihat Gupi termenung segera mengeluarkan senjatanya yang selalu ampuh membuat cucunya itu merekahkan senyumannya. Dengan senyumnya yang selalu dapat menghangati hati semua orang, May menghampiri Gupi dengan semangkuk sup makaroni kesukaannya. Gupi mencium aroma lezat yang sangat ia kenali tersebut. Ia melihat May berjalan menghampirinya. "Ayo makan dulu, dik. May sudah membuatkan sup makaroni iswtimewa untuk cucu May yang paling Istimewa.", kata May memanggil Gupi untuk menyantap sup tersebut. Gupi yang awalnya murung langsung merekahkan senyumnya selebar mungkin. May selalu tahu kelemahannya. Gupi langsung menghampiri dan memeluk May. "terima kasih, May. Gupi sayang May selalu!" seru Gupi sambil mulai menyantap sup tersebut. May tersenyum hangat melihat cucunya itu makan dengan lahap. Ia sangat bersyukur dapat mengurangi rasa murung Gupi hari itu.

***

Hari demi hari kian berlalu. Toko-toko swalayan dan rumah-rumah warga sudah mulai memasang ornamen-ornamen Natal yang menandakan kedatangan perayaan tersebut semakin dekat. Gupi bersemangat menunggu Ibunya pulang agar mereka dapat berbelanja bersama untuk persiapan Natal. Ketika ia mendengar klakson mobil Ibunya, ia segera berlari dengan baju kodok kesayangannya dan menyambut Ibunya di depan gerbang. "Ibu, kita jadi 'kan berbelanja untuk Natal nanti? Kita langsung jalan atau Ibu ganti baju dulu?" Gupi menyerang Ibunya dengan pertanyaan-pertanyaannya. Ibu turun dari mobil dengan raut wajah yang Lelah. Namun, Ketika melihat senyuman yang merekah di wajah anak bungsunya itu serta semangatnya yang menggebu-gebu, ia tak kuasa mengingkari janji berbelanja bersama itu. "sebentar ya, Gupi, Ibu mengganti pakaian dulu." Jawab Ibu dengan senyuman hangat. Tak lama kemudian mereka pun pergi berbelanja. Gupi membeli banyak cemilan-cemilan yang sebenarnya tak ada relasi dengan kebutuhan Hari Raya tersebut.

Setelah membeli semua perlengkapan Natal, mereka segera kembali ke rumah. Di perjalanan pulang, Gupi membuka topik, "Ibu, kak Aya dan kak Gewa kapan pulang, bu?". Ibu yang melihat raut penasaran anaknya itu tak tega memberitahu. "Maaf ya Gupi sayang, kakak-kakak tidak pulang tahun ini. Kak Aya masih sibuk ujian sedangkan kak Gewa pergi berlibur bersama teman-temannya." Ibu menjelaskan dengan lembut. Tak ada sepatah kata pun yang dapat keluar dari mulut Gupi. Ia dapat mengerti keadaan kak Aya yang memang tak bisa dipaksa, namun kak Gewa? Mengapa ia harus mengesampingkan keluarga di saat keluarga lah yang akan selalu menemaninya di saat suka dan duka. "Oh iya nak, Ibu dan Ayah mungkin tak akan bisa merayakan Natal pada saat tanggal 25 nanti, namun kami akan tetap di rumah pada saat malam Natal kok. Maafkan Ibu ya nak," tambah Ibu dengan berat hati. Gupi semakin tidak percaya akan apa yang ia dengar. Sesampainya di rumah, Gupi turun dengan raut murung, namun apa boleh buat, itu semua di luar kehendaknya.

***

Tibalah saatnya malam yang paling ditunggu-tunggu oleh semua orang. Malam Natal menjadi malam paling menyenangkan. Tapi tidak untuk Gupi. Ia duduk di meja makan dengan raut murung. Ibu hanya bisa bersabar melihat anak bungsunya yang sedang merajuk itu sedangkan Ayah masih sibuk menyelesaikan kerjaan. May yang menyadari perubahan emosi cucunya akhir-akhir ini pun bertanya, "Ada apa, Gupi? Mengapa kamu terlihat murung akhir-akhir ini?" namun Gupi hanya diam dengan wajah murung. May melirik putrinya itu dengan tatapan yang memberi kesan bertanya "Ada apa?". Ibu Gupi hanya bisa tersenyum canggung. Makan malam Natal itu dilalui dengan keheningan.

Paginya, Gupi terbangun dan menyadari bahwa Ayah dan Ibunya sudah tak ada di rumah. Seiring berjalannya waktu, Gupi mulai tersadar bahwa mungkin keinginan Natalnya itu hanyalah keinginan semata dan tidak sampai ke telinga Santa. Ia mulai menerima kenyataan bahwa berkumpul bersama pada saat Natal dengan kondisi lengkap tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Oleh karena  itu, ia menjalani hari Natal seperti hari-hari biasa. May tahu penyebab kemurungan Gupi tersebut setelah diceritakan oleh Ibu Gupi dan ikut kecewa terhadap fakta tersebut. Demi memperbaiki suasana hati cucunya itu, May menghampiri Gupi dan mengajaknya membuat kue Natal. Walau sedikit bermalas-malasan membantu May, Gupi tetap menampilkan senyuman lebar.

Setelah beberapa lama berkutat dengan alat dan bahan kue di dapur, akhirnya kue-kue lezat dengan resep spesial May siap disantap. Ini adalah step kesukaan Gupi dalam membuat kue, yaitu menyantap kue dengan teh hijau buatan May. Gupi pun tersadar, kelengkapan bukan dilihat dari keutuhan jumlah. Cukup dengan May saja, ia dapat merasakan kehangatan sukacita di hari Natal. Tak lama kemudian, terdengar suara dari bel salah satu rusa kesayangan Gupi yaitu Rudolph. Lalu terdengar suara yang sangat amat familiar yang berseru "Selamat Natal untuk Gupi dan May, HO HO HO!".

Gupi tersenyum riang mendengarkan seruan tersebut. Ia sangat bersyukur masih ada May yang selalu punya waktu untuk diluangkan untuk dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun