Mohon tunggu...
Ilham Surtila
Ilham Surtila Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Aku adalah AKu tidak juga Kau dia atau siapapun mereka. Sekalipun Aku tetap aku yang mempunyai identitas yang hanya aku dan Dia yang tau.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kiat Jitu Membunuh Rindu

23 Juni 2013   17:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:33 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Hari ini Minggu sampai dengan Sabtu saya ditugaskan untuk mengikuti workshop jurnalistik yang diadakan kantor pusat dimana saya bekerja. Workshop diadakan di Jakarta, itu artinya  selama enam hari kedepan saya harus berusaha ikhlas jauh dari isteri dan ketiga anak tercinta. Saya harus tidur sendiri dikamar hotel yang menjemukan, hanya ditemani sebuah televisi 24 inchi, dan sangatlah wajar akan tumbuh rasa bosan yang pada akhirnya menjadikan apa yang namanya rindu.   Orang bijak bilang ketika rindu mulai melanda jangan salah kalo ada orang yang mengangap kita gila.

Mungkin bagi sebagian orang ini tidak begitu sulit, tinggalhang out nongkrong di kafe atau mall selesai, apalagi Jakarta githu lho...., tersedia fasilitas hiburan malam bahkan sampai 24 jam, lebih-lebih tepat disaat Jakarta merayakanmiladnya.  Tapi tidak untuk saya, saat ini disamping keseharian saya selalu tergantung kepada mereka, juga kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan untuk kelayapan di malam hari. Karena pertimbangan itulah cukuplah saya ditemani dengan seperangkat alat gaul saya saat ini yaitu handphone dan laptop.  Beruntung workshop kali ini peserta disyaratkan membawa laptop karena dengan itu saya bisa berbagi tentang bagaimana  kiat membunuh rindu.

Sebenarnya sangat sederahana,  saat ini semua hotel selalu memberikan fasilitas wifi ,  jadi tidak  perlu repot-repot kita bisa mudah terjun menjerumuskan diri  berseluncur di dunia maya. Tapi hati-hati alih-alih ingin terbebas dari rasa rindu jutru bisa terjadi sebaliknya jika kita salah browsing. Pilihlah situs yang bisa mengekspresikan perasaan kita saat ini www.kompasiana.com misalnya. Dengan membuka situ itu selain  bisa tercerahkan dengan berbagai aneka ragam jenis tulisan kompasianer, kita juga bisa bersilaturahmi menambah keluarga, teman di dunia maya. Dan yang terpenting dengan kompasiana kita juga bisa menenggelamkan  fikiran dan perasaan diri  menjadi sebuah  karya tulis. Kita akan lupa waktu dibuatnya dan yakinlah kompasiana pasti akan memuatnya bagaimanapun jenis dan kualitas tulisan kita.  Terlepas apakah tulisan itu ada yang membaca, memvote , jadi Headline , Highliight dan apapun itu namanya yang jelas kita telah berkarya dan terpenting rindu itu tanpa disadari telah terbunuh.

“Dan Biarlah akan kubunuh sepi dan rindu ini dikamar ini  tidak sendiri dengan mereka yang selalu berkarya”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun