[caption id="attachment_305898" align="aligncenter" width="432" caption="sumber gambar : www.printersupportnumber.com"][/caption]
Siapa yang tidak kenal dengan Mesin Printer Canon ?, saya rasa sebagian manusia di dunia ini mengenalnya, ya kan! hehehe, bukannya lebay atau mengada-ngada, memang kenyataannya begitu. Saya sendiri mengenal nama Canon berawal dari sebuah mesin Photo Copy saat itu (saat masih kecil), tetapi nyatany Canon bukanlah hanya sebuah mesin Photo Copy saja (fikir saya) tetapi juga sebagai produsen printer terbesar.
Sejak beraktifitas yang berhubungan dengan yang namanya cetak-mencetak, kebetulan pada tahun 2007 saya sudah  kuliah semester 4 dan mengajar kursus saat itu, selalu ada tugas dari dosen dan membuat makalah portofolio. Mencoba untuk membeli printer tapi masalah keuangan masih tipis (maklum anak kuliahan) yang pada akhirnya saya hanya mampu meminjam printer kepada teman saya, saat itu printer yang saya gunakan adalah type dari Canon Bjc 2100 SP
Lumayan hehe dapat pinjaman geratis, setelah berhasil minjem ternyata kata teman saya, itu printer drivernya hilang ditambah lagi katanya udah beberapa bulan udah kaga di pakai. Nah loch! terus gimana donk!? tar saya ngeprint gimana? akhirnya teman saya ngasih solusi buat cari drivernya di teman kampusnya. Pada akhirnya dengan kondisi printer yang udah lama tidak digunakan walhasil kepala cartridge menjadi kering alias tintanya tersumbat. Hmmmh mencoba untuk berfikir kreatif, bagaimana caranya untuk tidak beli cartridge baru, hehehe (udah minjem kaga modal nih) tapi mubazir kan tintanya masih banyak kalo gak di gunain, kalo kata guru saya mubazir itu perbuatan syaiton :-). Dengan mencelupkan kepala Cartridge kedalam air panas/hangat dengan penuh perasaan artinya hati-hati, sampai tinta yang mengering di permukaan Cartridge tersebut mulai luntur lalu lap dengan tissue kering dengan hati-hati jangan sampai tangan anda menyentuh bagian komponen elektrik/konektor (biasanya berwarna kuning emas yang berada di bagian depan kepala cartridge) karena bagian ini sangat sensitif sekali. Taraaaa! setelah semua proses ritual itu selesai saya coba untuk testing mencetak pada cetakan pertama, jreeengg! hasilnya masih belang-belang, saya coba untuk mencetak berulang kali, sampai cetakan ke empat akhirnya hasil cetakannya wooow! maksimal. Ternyata dari kesimpulan yang saya alami itu bahwa jangan terlalu lama untuk tidak menggunakan printer, hasil eksperimen saya (kaya profesor aja, hehe) menunjukan bahwa tinta cartridge akan menjadi pengeringan pada permukaan cartridge yang sehingga pada saluran cartridge menjadi tersumbat. Saran dari saya gunakan printer anda minimal 2 kali cetak dalam seminggu untuk mengurangi resiko pengerigan tinta/tersumbatnya saluran tinta. Setelah sekian banyak tugas dan makalah yang saya cetak saat itu dengan menggunakan printer Canon BJC 2100 hasil pinjaman dari teman, Akhirnya tinta si Canon BJC 2100 habis. Mau tidak mau ya mesti beli tinta atau Cartridge yang baru (Akhirnya keluar modal juga hehehe ) akhirnya saya beli tinta suntik yang murah meriah alias tinta kacangan. dalam hal ini saya belum terlalu paham dengan dunia printer, walhasil printernya Ngadat! alias gak mau nyetak, waduh! gimana ini? apakah printernya yang rusak atau tintanya yang salah?, akhirnya saya tanyakan pada yang empunya printer dan saya jelaskan kronologinya, hmmmhh ternyata tinta yang saya gunakan salah series atau bukan pasangannya, apalagi itu tinta adalah tinta kacangan/bajakan, (kena ganti rugi nih, udah minjem di rusakin pula). Beruntung teman saya baik hati, kita patungan aja buat beli Cartridgenya (kata teman saya) hehehe. Untuk dari itu gunakanlah tinta yang asli bukan bajakan, kalo perlu ganti Cartridge yang baru jika sudah memungkinkan untuk diganti.
Singkat cerita, akhirnya saya sudah mampu untuk membeli mesin cetak sendiri (sekarang gak minjem lagi) tahun 2009 saya beli Printer Canon dengan series Pixma IP 1000, tergolong printer yang cukup bagus dalam urusan mencetak photo.
dengan kemampuan mencetak lebih cepat dan saya gunakan untuk mencetak tugas skripsi saya. Yang namanya urusan skripsi tentunya banyak salah dan koreksi dari dosen pembimbing, hal ini yang membuat saya terpaksa harus menguras biaya kertas dan tinta, namun untungnya saya hanya perlu membeli kertas saja, karena si Pixma IP 1000 tergolong mesin cetak yang super irit, dengan pengaturan mode cetak yang saya konfigurasikan pada bagian pengaturan printer, tanpa harus membuang/boros tinta pada printer. Terima kasih yang sedalam-dalamnya pada Pixma IP 1000, sekarang saya sudah 5 tahun menjadi sarjana hehehehe.
Setelah lulus kuliah, sejak saat itu saya masih menggunakan printer Pixma IP 1000, sampai pada akhirnya printer tersebut harus masuk museum karena sudah mengemban tugas yang begitu banyak, (mungkin dia sudah lelah). Akhirnya saya harus kehilangan si bandel Pixma 1000, namun untungnya dalam urusan cetak mencetak saya masih bisa numpang di tempat saya bekerja, hehehe (bukan korupsi ya) kebetulan di tempat saya bekerja juga menggunakan printer Canon dengan series IP2770, setelah saya analisa dengan hasil cetaknya, hmmmhh kayaknya mesti punya nih printer jenis ini. Jujur saya katakan (bukan lebay atau alay yah) ini printer emang top markotop dah! percaya atau tidak, coba sendiri hasilnya ya :-). jreng jreng jreng setelah menganalisa hasil cetakan yang bagus, akhirnya saya punya juga nih printer Pixma IP 2770, jadi kaga minjem-minjem lagi dech atau numpang nyetak di tempat kerja, sampai sekarang saya masih gunain nih printer buat segala kebutuhan portofolio saya sampai mencetak photo-photo momen penting.
Hasil Cetak si Canon Pixma IP 2770 harap di maklum ya kalo orangnya rada-rada guanteeng, hehehe