Mohon tunggu...
Aing Lee
Aing Lee Mohon Tunggu... Musisi - Sharing is Beautiful

Gak pandai Berbicara, Tapi masih Bisa Nulis..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Perjalanan Hebat dari Guru Hebat

23 Juli 2013   14:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:09 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mei 2012 tepatnya pada tanggal 31 hari Kamis, kami dari beberapa rekan guru SMP A akan mengadakan perjalanan tour kenaikan kelas kuhusus untuk para guru. Tujuan kami yaitu adalah Kota yang terkenal dengan sebutan Kota Gudeg (Yogyakarta) dahulu Jogjakarta. Rencana keberangkatan kami dimulai dari Depok jam 8:00 WIB dengan prediksi waktu 12 Jam Depok - Jogja. dengan segala persiapan yang sudah matang seperti, membawa pakaian salin, obat-obatan, makanan ringan dan kebutuhan lainnya. Pagi itu wajah kami terlihat ceria dan kehangatan yang bersahaja serta persahabatan yang mengikat. Tegur sapa, jabat tangan menghiasi perjumpaan kami di sebuah SPBU (Setasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) Bojong pondok terong "Desa kami", untuk menanti BUS yang akan mengantar kami ke Kota Jogja. Tak terasa waktu sudah Pukul 8:40 WIB, kami belum juga berangkat. Pasalnya BUS yang akan kami tumpangi belum juga datang, padahal sudah di booking dari jauh-jauh hari. Wajah-wajah kekecewan sudah mulai tampak, yang tadinya gembira, ceria sekarang menjadi terlihat kusut. Waktu terus berlalu sampai pukul 9: 40, BUS tersebut belum juga datang, sampai-sampai dari pihak kepanitiaan sibuk telepon sana-telepon sini. dengan perasaan yang sangat kecewa akhirnya pihak panitia meminta untuk tetap sabar menunggu sampai pukul 11:00, dengan komitmen "jika BUS tersebut belum juga datang pada pukul 11:00, maka Tour ini di tunda esok hari" . Rombongan tour kami tidak dapat menutupi muka-muka kekecewaannya, ada yang sambil menggerutu, tidur-tiduran di kursi tunggu, ada juga yang pulang. Tak lama kemudian sorak sorai memecah suasana "horeeee horeeee, BUS sudah datang" terlihat dari kejauhan mobil BUS tersebut berwarna abu-abu tua, kebetulan pihak panitia hanya menyewa 1 unit BUS. setelah BUS terlihat jelas dan semakin dekat, berhenti tepat di depan rombongan kami, masing-masing dari kami menatap satu sama lainnya dengan wajah yang agak tidak begitu gembira. ternyata BUS tersebut seperti tidak layak pakai karena perjalanan kami bukan perjalanan singkat, tapi ini perjalanan jauh!. Singkat cerita panitia memutuskan untuk menunda tour ini dan akan berangkat esok hari. [caption id="attachment_256219" align="aligncenter" width="540" caption="Di SPBU ini, tempat kami menunggu BUS (dok Pribadi )"][/caption] Juni, 2012 pada tanggal 1 hari Jum'at, seperti yang sudah dijanjikan oleh pihak panitia, kami dari rombongan tour Jogja berkumpul di tempat SPBU pada jam 14:00 setelah shalat Jum'at. Saya dan rombongan satu persatu memasuki pintu BUS yang sudah parkir sejak pagi jam 11:00. "Semua sudah kumpul" ucap panitia. "belum paaaak" jawab dari salah seorang guru IPS, ternyata rekan dekatnya belum ada di dalam BUS, " waddduuuh! mau sampai jam berapa ini?!" kata pak panitia "sudah di telepon belom?", "Sudah pak! tapi gak di angkat-angkat. mungkin sedang dalam perjalanan", "ya sudah kita tunggu". Selang beberapa menit muncul lah guru yang terlambat itu dari pintu depan sambil mengucap " maaf teman-teman saya terlambat!" dengan nada yang ramah sambil cengengesan dan disambut surakan "wooooooooohhh!!" suara yang riuh tersebut menambah kehangatan persahabatan kami. Perjalanan dimulai dengan sambutan panitia dan tak lupa kami berdo'a bersama demi keselamatan perjalanan kami. Rute perjalanan yang kami gunakan adalah jalur lewat Semarang, "itu menurut pak sopir", sedangkan saya sendiri kurang begitu hafal dan paham dengan rute perjalanan Jakarta-Jogja, jadi saya hanya menikmati perjalanan saja tanpa mengetahui daerahnya. maklum,kuper. Selama dalam perjalanan, kami hanya mengisi waktu dengan berbincang-bincang, ada pula yang beristirahat sambil menutup matanya. 3 Jam perjalanan sudah berlalu dan akhirnya kami berhenti untuk istirahat sambil mengisi perut yang sudah kosong serta sholat Ashar. [caption id="attachment_256224" align="aligncenter" width="571" caption="makan (dok Pribadi)"]

13745270362035979864
13745270362035979864
[/caption] Setelah semua selesai mencukupi isi perut dan segala kebutuhannya, kami berangkat kembali. Waktu demi waktu berlalu, selama perjalanan itu saya sendiri lebih menikmati untuk memejamkan mata, maklum semalamnya tudur agak larut. Rasa sedikit bosan dan pegel di dalam BUS, karena ini memang perjalanan yang lumayan jauh sangat mempengaruhi semangat. [caption id="attachment_256275" align="aligncenter" width="345" caption="Pak Sarif Kena Jepret deeech (dok pribadi)"]
1374548536992709
1374548536992709
[/caption] Sesuai dengan target perjalanan kami, akan tiba di Jogja pukul 01:30 Pagi, sepertinya tidak akan terwujud! pasalnya rute yang kami lewati dihadang oleh kemacetan perbaikan jalan. Entah itu di jalan apa namanya saya tidak tahu dan tidak mencatat peristiwa tersebut secara tertulis. Setelah setengah jam terjebak di kemacetan, akhirnya sang joki BUS memutuskan untuk mencari jalan Tikus (istilah potong jalan). ternyata Joki BUS ini punya pengalaman mencari jalan Tikus. Akhirnya tanpa diduga berkat si Joki BUS itu kami tiba tepat pada waktunya, bahkan kurang dari 20 menit kami sudah di Malioboro, Sejak saat itu juga Team panitia mengkonfirmasikan ke tempat penginapan yang letaknya tidak Jauh dari Pasar Malioboro. Sementara panitia membagikan kupon makan malam dan jatah kamar utuk istirahat. Kebetulan saya dapat jatah kamar dengan teman-teman guru yang masih muda-muda statusnya pun masih single hehehe. isi dalam kamar kami berjumlah 4 orang , Ahmad Akbar, Adjat sudrajat, Maman, dan saya sendiri. Setelah memanjakan perut santai-santai, kami memutuskan untuk jalan-jalan ke luar sambil menikmati Malam di Malioboro. kebetulan di Malioboro sedang rame! ad pertunjukan kebudayaan, kalau tidak salah acara memperingati Hari Kelahiran Pancasila. suasana malam itu sangat meriah, mulai dari pasar penjualan barang-barang antik, accessories, sandal, pakaian, dan jasa-jasa ramalan. [caption id="attachment_256226" align="aligncenter" width="644" caption="Suasana malam di Jogja (dok pribadi)"]
1374529916841036419
1374529916841036419
[/caption] [caption id="attachment_256263" align="aligncenter" width="649" caption="Pentas seni di Malioboro (dok Pribadi)"]
1374546738670139203
1374546738670139203
[/caption] [caption id="attachment_256264" align="aligncenter" width="651" caption="Pentas seni Malioboro (dok Pribadi)"]
13745467921655558896
13745467921655558896
[/caption] Selain itu saya juga tak lupa untuk menyempatkan hunting berbagai macam Sandal untuk oleh-oleh. [caption id="attachment_256265" align="aligncenter" width="650" caption="Hunting sandal (dok Pribadi)"]
13745469191012490134
13745469191012490134
[/caption] Setelah keliling-liling sambil menikmati malam di Jogja, akhirnya kami kembali ke penginapan untuk istirahat. Pagi Pukul 05 tepat saya dan teman-teman sudah bangun, untuk melaksanakan sholat subuh, tetapi tidak berjamaah, dikarenakan bangun tidurnya bertahap. Jam 7 pagi setelah sarapan saya dan teman-teman guru lainnya langsung memanfaatkan kesempatan dipagi hari itu untuk keliling Malioboro dan bagian museum Benteng Vredeburg yang tak jauh dari Malioboro. [caption id="attachment_256272" align="aligncenter" width="629" caption="Patung Pahlawan Museum Vredeburg (dok Pribadi)"]
13745482541074160146
13745482541074160146
[/caption] [caption id="attachment_256273" align="aligncenter" width="583" caption="hehehehehe (dok Pribadi)"]
13745484041102284237
13745484041102284237
[/caption] Setelah puas-puas jepret sana jepret sini kami langsung menuju penginapan, untuk mempersiapkan perjalanan berikutnya yaitu ke Candi Borobudur. Rombongan kami meninggalkan Malioboro yang penuh sejarah itu pada pukul 10:30 pagi. Pukul 11 lewat beberapa menit, kami tiba di Candi Borobudur, dan para rombongan kami antri tiket untuk masuk ken Candi yang bersejarah itu. Saya sendiri langsung ambil posisi paling depan agar tiket cepet di dapatkan hehehehe. Memasuki pintu utama Candi Borobudur para pengunjung masing-masing diberikan sebuah kain batik sebagai tanda ciri khas budaya bangsa. dan harus dipakai pada saat memasuki Candi Borobudur tersebut, dan banyak diantara para pengunjung yang kain batiknya tidak dipakai. hmmmmh inilah ketidak konsistenannya. [caption id="attachment_256284" align="aligncenter" width="566" caption="Pose di depan pintu masuk (dok Pribadi )"]
13745507661821705917
13745507661821705917
[/caption] [caption id="attachment_256286" align="aligncenter" width="653" caption="Candi (Dok Pribadi)"]
13745529261384657676
13745529261384657676
[/caption] [caption id="attachment_256288" align="aligncenter" width="602" caption="Action in Candi (dok Pribadi)"]
13745531551395694279
13745531551395694279
[/caption] Waktu terus berlalu, terik matahari semakin menyengat diatas kepala, tak terasa sudah menunjukan jam waktunya pulang dan kamipun harus berkumpul di BUS untuk persiapan pulang kembali ke Depok. Rasa letih, lelah selama di dalam kompleks Candi Borobudur masih terasa. Berhubung panitia menetapkan hari sabtu harus pulang dan tiba di rumah hari minggu, agar hari senin dapat kembali beraktifitas. "Ahmad Arif ?.." Ada.... "Sahrir" Ada... "Pak Syarif ?.." Adda.. begitulah panitia kami mengabsen satu persatu peserta Tour kenaikan kelas. "Jika sudah selesai semua, marilah kita membaca do'a" Semua serentak membaca Do'a dan mengamini. Jejak yang kami tinggalkan di tanah Borobudur seakan menjadi kenangan tersendiri buat saya pribadi, Perjalanan masih terlalu panjang untuk pulang, saya ambil kesempatan ini untuk beristirahat memejamkan mata sambil mendengarkan musik Rock kesukaan saya. Mobil BUS kami berhenti, saya pikir ada lampu merah atau macet, Ternyata!! Mogok ! "wadduh bisa lama pulangnya inih" Celetuk teman saya. Kami sabar menanti didalam mobil, ada sebagian yang keluar untuk membantu si sopir dan keneknya memperbaiki mesin yang mogok itu. Akhirnya hampir selama satu jam lewat beberapa menit BUS kami kembali sehat bugar. Didalam perjalanan kami ada saja kendala atau gangguan yang kami jumpai, sekarang ini bukan karena BUS nya yang mogok, tapi terjebak macet di SPBU yang dimana banyak anak-anak sekolah yang corat-coretan merayakan kelulusannya, entah itu di daerah mana? yang jelas masih di kawasan perbatasan Jogja. Adda adda saja fikir saya!. [caption id="attachment_256304" align="aligncenter" width="652" caption="lulus coret coretan( Dok Pribadi)"]
1374556891278871270
1374556891278871270
[/caption] [caption id="attachment_256305" align="aligncenter" width="567" caption="coret-coretan (dok Pribadi)"]
13745569371357411392
13745569371357411392
[/caption] Beruntunglah tidak sampai ber jam-jam macetnya, kami langsung berangkat kembali menuju pulang. Entah kenapa di dalam perjalanan, sang sopir memutuskan untuk melewati jalur Selatan, kata dia sih lebih dekat. ya sudah kami pun menurutinya. Selama dalam perjalanan pulang, perasaan nyaman tenang, karena diselimuti rasa lelah dan kantuk mungkin!, Mobil BUS berhenti kembali, kali ini bukan mogok atau macet, tapi berhenti di Rumah Makan. Fikir ku Syukur dech akhirnya bisa isi perut juga selama berjam-jam di dalam BUS. Setelah semua sudah selesai makan dan kumpul kembali ke BUS, seperti biasa panitia kami mengabsen peserta Tour. Perjalanan pulang kembali melaju hingga malam hari kami harus melewati jalur Nagreg, yang kata orang Rutenya itu Menanjak sangat Tajam. Bus kami seperti ular melingkar-lingkar, mengocok perut, hampir-hampir neg saya dibuatnya. Semua yang ada di dalam BUS tak lepas dari komat-kamit Do'a, kebetulan saya dan teman-teman duduk di bagian belakang, sangat terasa sekali ketika mobil sedang menanjak, seakan-akan mau jatuh. Ternyata benar juga mobil BUS yang kami tumpangi tidak mampu melawan tanjakan yang sangat tajam, bahkan disamping kiri kanan terlihat seperti jurang! akhirnya Gaz mobil berhenti, mobil BUS turun kembali kira-kira 2 meter, hampiir saja nyawa kami copot semua dan semua yang ada di dalam BUS panik bukan kepalang, termasuk saya, langsung buka pintu tanpa pikir lagi loncat keluar. Akhirnya sang kernet BUS mengganjal Ban BUS dengan balok seukuran batako agar menghambat laju BUS yang turun itu. Semua yang ada di dalam BUS berhamburan keluar, termasuk anak-anak balita, Ibu-ibu, bahkan rekan guru saya ada yang sedang hamil. Kami semua mengosongkan BUS yang Ban nya sedang diganjal dengan beberapa balok, dan rombongan kami menunggu di pinggir jalan yang amat gelap, tidak ada lampu selain lampu mobil yang lalu lalang, untung lah keadaan saat itu menjadi macet, jadi kami tidak merasa begitu kegelapan. Sementara mobil masih dalam keadaan diganjal dan di rem dan kami seperti terlantar dipinggir jalan. Syukur pada saat itu juga mobil akhirnya hidup kembali, tetapi BUS kami dalam posisi menanjak. ini yang membuat kami sulit untuk naik kedalam BUS, karena takut turun lagi. Rasa trauma masih menghantui perasaan kami yang kacal balau, akhirnya si joki BUS itu meyakinkan kami untuk naik kembali kedalam BUS, sementara keadaan jalan masih macat, dan kami pun menuruti apa kata si Joki BUS itu. Dengan perasaan khawatir bercampur adauk, mobil BUS di gaz kembali sambil tersendat-sendat menanjak. Perasaan saya tak yakin dengan kondisi BUS yang kurang sehat itu, bisa naik! sedangakan tanjakan Nagrek masih banyak lagi yang belum kami lewati. Akhirnya BUS kami kembali mogok di tanjakan, kali ini mundurnya agak tajam, jantung saya seperti copot! ditambah lagi saya duduk paling belakang. Secara sepontan para penumpang BUS langsung berhamburan keluar. bahkan diantara teman kami ada yang lompat sambil jatuh-jatuh, ada yang salah gandeng istrinya, ada yang istrinya ditinggal, wah! macem-macem lah kondisi saat itu. Akhirnya kami terpaksa kembali menepi dipinggiran jalan sambil berfikir apa yang harus dilakukan. Sementara waktu sudah larut malam dan tak mungkin ada angkutan umum yang lalu lalang. sayang kejadian ini tak sempat saya abadikan dengan photo-photo karena batrai kamera saya habis, saya hanya menggunakan kamera HP yang tidak ada bleach nya. [caption id="attachment_256331" align="aligncenter" width="646" caption="dalam BUS (dok Pribadi)"]
1374563651367118842
1374563651367118842
[/caption] keadaan makin suram saja ketika mobil BUS tersebut di pinggirkan ke tepian menggunakan bantuan derek. Sykurlah ada beberapa warga yang menawarkan jasa untuk memberikan inapan untuk rombongan kami,. disaat itu pula kami sepakat untuk menginap, akan tetapi rumah inapan warga yang mereka tawarkan sangat jauh sekali, sedangkan rombongan kami sekitar 47 orang, belum lagi anak-anak. Disitu tidak kehabisan ide, kondisi kami sangat terpaksa dan serba terpaksa serta di bantu oleh warga sekitar untuk menyetop mobil-mobil yang memang kosong penumpang. Akhirnya dapet mobil omprengan juga, berupa mobil Pick Up, yang ternyata mobil tersebut baru keluar dari Dealer. Tiba di rumah warga, Rasa trauma masih terus menghantui, umumnya dipihak ibu-ibu dan anak, yang mungkin secara mental akan sangat mempengaruhi keberaniannya. Pagi Pukul 5 Subuh, bangun dan sholat Subuh jama'ah bersama rombongan silih berganti. Keputusan BUS untuk pulang ditangan panitia, ternyata sudah di urus tadi malam "BUS untuk penggantinya akan tiba pagi ini sekitar jam 10" berkata Panitia. Tibalah saat-saat yang dinantikan, pukul 10 lewat BUS sudah menunggu di tepi jalan Nagrek, dan kamipun langsung bergegas untuk pamit. Pukul 18 : lewat magrib kami tiba di Depok, dengan keadaan syukur selamat. Sungguh ini pengalaman saya dan teman-teman yang sangat mengerikan dan buruk, mulai dari perjalanan yang tertunda, sampai pulang pun tertunda, bahkan hampir mau jatuh ke Jurang!.. coba seandainya jatuh ke Jurang!! mungkin tulisan ini tidak ada di Kompasiana. "hehehe" Ku jadikan pengalaman ini sebagai kenangan terindah yang dapat kuceritakan kepada anak cucuku nanti. saran dari saya : Jika ingin berpergian jauh menggunakan fasilitas BUS atau traveling, sebaiknya cek & recek terlebih dahulu kondisi kendaraannya, sehat atau tidak, jangan tergiur oleh penampilan kendaraan. Terima Kasih. Depok, Juli 2013 Aing Lee

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun