Mohon tunggu...
Agustina Indrawati
Agustina Indrawati Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis, Certified Professional Coach

Psikolog Klinis Remaja dan Dewasa | Coach Life dan Karir | Pemerhati Kesehatan Mental Anak Muda | Anggota Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) dan Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPK Indonesia) | Pernah bekerja sebagai Praktisi SDM di organisasi internasional dan beberapa perusahaan multinasional | https://pulihatthepeak.id

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Study-Life Balance: Yuk Hidup Seimbang!

20 Juli 2021   07:00 Diperbarui: 22 Juli 2021   22:36 5138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak terasa musim liburan sudah berakhir dan masa sekolah telah dimulai kembali. Di saat seperti ini, tidak sedikit pelajar dan mahasiswa yang mengalami stres ketika membayangkan tuntutan tugas dan beban akademis yang akan mereka hadapi. Banyak dari mereka merasa harus mendedikasikan seratus persen waktunya hanya untuk urusan sekolah atau kuliah. 

Padahal sebetulnya mereka juga ingin mengisinya dengan bersosialisasi bersama teman, menyalurkan hobi, menonton tayangan televisi, bermain gawai, maupun aktivitas non-akademis lainnya. Pernah tidak kamu punya pengalaman yang sama atau merasakan hal serupa? Kalau pernah, simak yuk penjelasan tentang study-life balance berikut.       

Apa sih yang dimaksud dengan Study-Life Balance? 

Study-life balance bisa diartikan sebagai keseimbangan antara studi dan aspek kehidupan lainnya. Menurut University of Worcester (2021), hidup seimbang terjadi ketika pelajar dan mahasiswa menampilkan usaha terbaiknya dalam menangani tugas akademis, sekaligus juga meluangkan waktu untuk melakukan aktivitas sosial, olahraga, dan budaya. 

The Irish Time (2021) menambahkan bahwa aspek kehidupan di luar studi berkontribusi terhadap kesehatan mental dan bisa membantu peserta didik meminimalkan tingkat stress. 

Lebih lanjut dikatakan bahwa pendekatan terbaik untuk mencapai hidup seimbang adalah fokus saja ke studi pada saat belajar, jangan memikirkan pelajaran waktu berlibur, dan menyempatkan diri untuk bersantai.

Dampak positif dari Study-Life Balance

Dalam situs webnya, Johns Hopkins Student Assistance Program (2019) dan EduBirdie Writing Platform (2020) menjelaskan bahwa hidup yang tidak seimbang mempengaruhi setiap aspek kehidupan secara signifikan. 

Kalau hidup seimbang tidak diterapkan, pelajar dan mahasiswa bisa mengalami penurunan prestasi akademis, hubungan interpersonal yang kurang harmonis, gangguan kesehatan mental dan fisik, ataupun ketidakmampuan untuk memenuhi aspirasinya di masa depan.

Lalu apa pengaruhnya kalau kamu mampu mengelola urusan akademis dan aspek kehidupan lainnya dengan seimbang? Bisa dikatakan, ada tiga dampak positif yang diperoleh ketika hidup seimbang dilakukan secara terus menerus di keseharianmu.

Pertama, terhadap aktivitas akademis. Hidup seimbang mendukung aktivitas akademis yang optimal. Hal ini bisa dicapai kalau kamu tidak menempatkan studi di atas aspek kehidupan lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun