Mohon tunggu...
Aina Zuhda
Aina Zuhda Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Seorang mahasiswa yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa KKN IPB Membuat Inovasi Pakan Silase bersama Peternak Desa Pulo

18 Juli 2024   10:01 Diperbarui: 18 Juli 2024   10:06 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: dokumentasi pribadi

Angin silir berhembus di suasana Desa Pulo, Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora. Tepatnya pada tanggal 7 Juli 2024, terdengar suara ramai peternak dan mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) yang sedang mencacah hijauan/rumput menggunakan mesin chopper. Inilah langkah awal sebuah inovasi yang digagas oleh mahasiswa IPB berkolaborasi dengan para peternak di Desa Pulo. Inovasi ini adalah pembuatan pakan silase.

Tujuan inovasi ini adalah untuk mengatasi kesulitan pakan pada musim kemarau atau ketika persediaan pakan hijauan terbatas. Kegiatan diawali dengan presentasi dari mahasiswa IPB mengenai keunggulan silase. Dengan penuh semangat, para peternak menyambut inovasi ini dengan antusias. Kesepakatan pun terjalin antara mahasiswa IPB dan para peternak untuk berkolaborasi menciptakan inovasi pakan berkelanjutan dengan memanfaatkan hijauan yang ada di sekitar.

"Selain memperpanjang masa simpan, inovasi pembuatan pakan silase bertujuan untuk memberikan sumber nutrisi yang lengkap, seperti protein, energi, mineral, dan vitamin, sehingga dapat membantu menjaga kesehatan dan produktivitas ternak," ujar Vivi, salah satu mahasiswa IPB.

Proses pembuatan silase terbilang mudah dan dapat dilakukan oleh para peternak. Dimulai dari pencacahan hijauan, penambahan molase dan EM4, kemudian konsentrat, lalu diaduk secara homogen dan dimasukkan ke dalam tong/drum dengan keadaan anaerob. Silase disimpan selama 2-3 minggu untuk proses fermentasi.

sumber: dokumentasi pribadi
sumber: dokumentasi pribadi

Di balik rasa antusias dari masyarakat Desa Pulo, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi. Tantangan utama adalah minimnya pengetahuan para peternak mengenai konsep peternakan berkelanjutan. Selain itu, waktu dan sumber daya manusia yang terbatas juga menjadi kendala dalam melakukan inovasi silase. Para peternak pun bertanya-tanya, "Akankah inovasi pakan silase ini akan terus berlanjut ketika KKN berakhir?"

Mahasiswa IPB meyakinkan bahwa inovasi pakan silase ini akan terus berlanjut, salah satunya bergantung pada partisipasi para peternak. Ketika masyarakat sadar akan keuntungan pakan silase serta mereka memiliki waktu dan sumber daya yang memadai, mahasiswa IPB yakin program ini akan terus berjalan meskipun KKN telah berakhir.

Faktor keberhasilan pakan silase dilihat dari beberapa indikator, yaitu warna, aroma, tekstur, dan keberadaan jamur. Warna silase yang normal adalah hijau cerah atau hijau kecoklatan. Aroma pembuatan silase yang berhasil seperti aroma asam tapai, menandakan adanya pertumbuhan bakteri asam laktat selama proses fermentasi. Penambahan molase berfungsi sebagai starter untuk mengoptimalkan kualitas silase. Tekstur silase yang remah menandakan proses pembuatan silase yang berhasil. Hampir tidak adanya jamur pada silase menunjukkan bahwa silase dibuat dengan baik.

Mahasiswa IPB berharap inovasi pakan silase ini dapat membantu para peternak dalam mengatasi berbagai tantangan di dunia peternakan, khususnya dalam hal ketersediaan pakan. Mereka pun berharap program pembuatan pakan silase ini dapat terus berlanjut meskipun masa KKN telah berakhir. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun