Mohon tunggu...
Ain az zihra
Ain az zihra Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hobi bola foly

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Kenaikan BBM terhadap Keuntungan Pedagang Sembako di Pasaran

11 September 2022   09:32 Diperbarui: 11 September 2022   09:45 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Republik Indonesia Jokowi resmi menaikan harga BBM bersubsidi di Seluruh Indonesia pada sabtu /4/9/2022. Regulasi ini dikeluarkan sebagai respon atas naiknya harga minyak mentah dunia. 

Kebijakan penaikan harga BBM bersubsidi dinilai sangat merugikan sehingga banyak mengundang protes dan penolakan dari berbagai pihak tak terkecuali para pedagang sembako. Naiknya BBM bersubsidi mengakibatkan harga pasokan bahan sembako seperti telur, beras, minyak goreng dan beberapa lainnya ikut mengalami kenaikan.

 Pada awal bulan Agustus harga telur berada pada kisaran RP. 40.000/rak, dengan harga jual RP. 2.000/butir, sehingga kisaran untung yang bisa didapatkan pedagang sebesar Rp. 20.000 setelah harga BBM bersubsidi naik telur yang awalnya Rp. 40.000/rak, kini berubah menjadi Rp. 55.000/rak.

Dengan harga jual perbutirnya tetap Rp. 2.000/butir, sehingga kisaran untung  yang di dapatkan masyarakat hanya sebesar Rp. 5.000. saja tentu sangat jauh jika dibandingkan dengan keuntungan sebelum dinaikkan harga BBM bersubsudi. 

Para pedagang memilih untuk tidak menaikan harga jual perbutirnya dikarenakan khawatir pembeli akan mengalami penurunan. Dengan kata lain hal ini dilakukan guna memperkecil potensi kerugian yang berlebihan. Hal ini pula terjadi pada bahan-bahan sembako seperti beras, minyak goreng, gula pasir dan beberapa  lainnya. 

Belum ada kepastian resmi kapan harga BBM bersubsidi kembali stabil, semuanya tergantung pada kestabilan harga minyak mentah dunia. Meskipun demikian banyak yang memprediksi  termasuk manteri perdagangan bahwasannya kondisi ini akan berlangsung sampai beberapa bulan kedepannya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun