Model kebijakan inkremental adalah perumusan model dengan mendesain ulang kebijakan yang sudah ada, tetapi masih dalam ranah utama kebijakan asalnya. Pada hakikatnya, model kebijakan inkremental memandang bahwa kebijakan publik adalah suatu kelanjutan  dari kegiatan  yang sebelumnya sudah dilakukan pemerintah dengan memberikan beberapa perubahan. Model ini biasanya dilaksanakan untuk menghadapi masalah yang membutuhkan waktu penanganan cukup singkat.
Terdapat beberapa inti dari model kebijakan inkremental. Pertama, yaitu penyusunan kebijakan hanya mempertimbangkan alternatif solusi yang berhubungan langsung dengan pokok masalah. Kedua, setiap kebijkan publik dianggap tidak ada yang sempurna, maksudnya tidak ada keputusan atau alternatif solusi yang tepat bagi setiap masalah.
Namun, model ini memiliki kelemahan yaitu hanya dapat diambil ketika masalah yang dihadapi merupakan masalah yang rutin dan tidak dapat dilaksanakan untuk mengatasi masalah yang kritis. Model ini paling sering diterapkan di negara dengan masyarakat yang majemuk seperti Amerika Serikat. Sementara itu, model ini tidak cocok diterapkan di negara berkembang. Hal ini dikarenakan negara berkembang lebih membutuhkan perubahan yang besar dan mendasar, bukannya perubahan kecil dari kebijakan yang sudah ada.
Namun demikian, di Indonesia sendiri model kebijakan inkremental sudah pernah diterapkan pada bidang pendidikan. Hal ini bisa dilihat dari seringnya kurikulum pendidikan diubah. Perubahan kurikulum yang dilakukan terus menerus tersebut merupakan sebuah contoh nyata untuk model inkremental.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H