Mohon tunggu...
Ainaya Safira
Ainaya Safira Mohon Tunggu... Guru - Jangan takut untuk mencoba

Memang baik menjadi orang hebat, tapi lebih hebat menjadi orang baik

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Tren Baru 2020

19 Februari 2020   10:09 Diperbarui: 19 Februari 2020   10:16 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Tik tok adalah sebuah jaringan sosial dan paltform video musik yang berasal dari Tiongkok. Aplikasi ini membolehkan para pemakai untuk membuat video pendek musik mereka sendiri. Tik tok sendiri pernah menjadi suatu fenomena yang besar dalam kurun waktu 2017-2018, dalam Juli 2018 saja mereka mengumumkan bahwa ada sekitar 500 juta pengguna aktif bulanan.

Di Indonesia juga tik tok menjadi sebuah fenomena, yang paling diingat dari tik tok sendiri adalah seorang bowo, atau meet and greet berbayar yang diadakan para artis tik tok. Dari situ saya pikir menjadi cikal bakal mengapa tik tok diblokir oleh Kemenkominfo 3 Juli 2018 1,5 tahun kemudian atau awal 2020 menjadi awal kebangkitan kembali dari tik tok. 

Tik tok yang dulu beda dengan tik tok yang sekarang. Dulu yang hanya dimainkan oleh anak-anak atau sekelompok remaja yang ingin naik pamor, sekarang sudah merambah ke berbagai kalangan, termasuk public figure sekalipun. Tik tok menjadi sebuah aplikasi untuk bersenang-senang dengan teman, lalu apakah dengan ramenya tik tok sekarang akan membuat aplikasi ini jatuh ke lubang yang sama? 

Saya rasa tidak, karena jika dulu tik tok diblokir karena dampak dari setelah penggunaan tik tok itu sendiri yang sampai membuat seseorang tidak berani keluar dari rumahnya sendiri, sampai diteror oleh seseorang yang tak dikenal. Lantas apakah langkah pemerintah sudah tepat?

Saya rasa langkah pemerintah sudah sangat tepat, disamping karena ada korban dari penggunaannya, tik tok yang dulu juga isinya kebanyakan sesuatu yang tidak pantas dilihat, apalagi rata-rata pelajar yang melakukannya. Sekarang sendiri karena tik tok lebih dipakai untuk bersenang-senang, kemungkinannya kecil  sampai diblokir seperti dulu.

Pada akhirnya tik tok ini bukan tidak mungkin akan berkembang lebih pesat, apalagi karena ternyata tik tok dapat menghasilkan uang sama halnya dengan adsense dari YouTube.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun