Peran Inklusi Keuangan terhadap Perilaku Keuangan

Inklusi keuangan punya peran besar dalam membentuk cara seseorang mengelola keuangan, baik individu maupun masyarakat secara umum. Dengan menyediakan akses yang lebih mudah ke layanan keuangan formal seperti perbankan, asuransi, atau investasi, masyarakat jadi mempunya peluang lebih besar untuk mengatur uang mereka secara efektif dan efisien.  

Salah satu dampak positifnya adalah meningkatnya literasi keuangan. Akses ke produk dan layanan keuangan membantu masyarakat memahami cara mengelola keuangan dengan baik, memilih produk yang sesuai, dan merencanakan masa depan finansialnya. Tetapi, beberapa riset menunjukkan bahwa inklusi keuangan tidak selalu berpengaruh besar pada perilaku keuangan. Contohnya, ada penelitian yang dilakukan oleh Anisyah, Pinem, dan Hidayati (2021) yang menyebutkan bahwa pengaruh inklusi keuangan hanya sekitar 9,5% terhadap perilaku keuangan. Ini menunjukkan bahwa akses ke layanan keuangan saja tidak cukup tanpa adanya peningkatan literasi keuangan.  

Selain itu, inklusi keuangan juga punya dampak yang lebih luas, seperti membantu mengurangi kemiskinan, meningkatkan pemerataan pendapatan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan memberi kesempatan bagi masyarakat untuk terlibat dalam aktivitas ekonomi yang lebih produktif, dampaknya tidak hanya ke individu, tetapi juga ke tingkat ekonomi nasional.  

Di Indonesia sendiri, tingkat inklusi keuangan pada 2019 mencapai 76,19%, dengan target pemerintah meningkat menjadi 90% pada 2024. Hal ini diharapkan bisa mendorong kebiasaan finansial yang lebih baik, seperti rajin menabung, berinvestasi, dan mengelola utang secara bijak.  

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa inklusi keuangan memang punya potensi besar untuk memengaruhi perilaku keuangan. Tetapi, agar dampaknya maksimal, harus ada usaha bersama untuk meningkatkan literasi keuangan dan memastikan layanan keuangan yang disediakan benar-benar sesuai kebutuhan masyarakat.