Dalam menulis tentunya membutuhkan sejumlah referensi. Referensi dibutuhkan sebagai acuan atau ilmu dasar dalam penyusunan sebuah tulisan. Rasanya mustahil untuk siapapun ketika menulis tidak membutuhkan referensi.Â
Referensi juga dapat menjadi sebuah pembanding tulisan, agar tulisan yang dihasilkan tidak terlampau bias atau subjektif. Oleh karena itu, perlu disadari pentingnya referensi terlebih untuk para mahasiswa yang sering kali berjumpa dengan tugas penulisan artikel ilmiah, karya tulis ilmiah, tugas akhir, dan skripsi.Â
Penggunaan referensi dalam tulisan tentunya perlu diperhatikan. Alih-alih sebagai pembanding, referensi justru dapat mengambil hak cipta orang lain. Maka dari itu, diciptakan alat pengukur plagiarisme untuk mengetahui apakah tulisan yang dihasilkan menjiplak karya seseorang atau tidak.Â
Di sinilah timbul permasalahan yang sering kali dijumpai oleh para penulis khususnya mahasiswa. Penulis merangkum sejumlah pertanyaan yang menjadi sebuah masalah dikalangan mahasiswa sebagai berikut;
"Apa saja tips parafrase kata-kata ahli agar tidak terdeteksi turnitin?"
"Sudah revisi berkali-kali, kok presentase plagiarisme tetap tinggi?"
"Bagaimana cara jitu parafrase yang esifien?"
"Mengapa presentasi plagiarisme tetap tinggi padahal sudah mencantumkan sumber kutipan?"
Apabila pertanyaan di atas pernah atau sedang kamu alami. Itu artinya cara kamu menulis kembali sebuah informasi perlu diperbaiki. Silahkan simak 7 cara dan ikuti contoh berikut untuk parafrase yang efisien!
1. Gunakan sinonim kata dan sinonim frasa.
Contoh : Banyak kuman yang tersebar di area terbuka.