Sebutan Wanita Tunasusila sudah tidak asing lagi di telinga kita. Ketika mendengar sebutan itu kita akan langsung membayangkan seorang perempuan yang menjajakan atau dengan kata lain menjual kehormatan kepada lawan jenis. Menurut Kartini Kartono, (2013) dalam Kartini. M, Â Jaelan. U, Ikhyani. M. (2016). Â Wanita tunasusila (WTS) adalah suatu kejadian memperjual belikan tubuh, kehormatan, dan kepribadian terhadap banyak orang dengan tujuan memuaskan nafsu seks dengan imbalan bayaran.
Setelah mengetahui Wanita Tunasusila itu apa, Kalian pasti beranggapan bahwa perempuan yang bekerja sebagai Wanita Tunasusila adalah perempuan nakal.Â
Itu disebabkan karena banyak stigma yang beredar di masyarakat tentang Wanita Tunasusila. Wanita Tunasusila di cap sebagai Wanita yang tidak punya harga diri. Sehingga Wanita Tunasusila seringkali dianggap hina dan rendah oleh masyarakat.Â
Seperti yang dikatakan oleh Barry (1979) dan Bullough, Shelton dan Slavin (1988). Bahwa wanita tunasusila  lebih menjorok kepada menurunkan derajat dan martabat seseorang, terlebih derajat dan martabat wanita.
Terlepas dari itu semua. Kalian tau ga si kalau ternyata perempuan yang memilih menjadi Wanita Tunasusila bisa disebabkan oleh faktor Psikologis? Yuk, sama-sama ketahui faktor psikologis apa saja yang menyebabkan perempuan menjadi Wanita Tunasusila.
Menurut Hurlock Elizabeth (2002) dalam Kartini. M, Â Jaelan. U, Ikhyani. M. (2016). Masalah psikologis wanita Tuna Susila (WTS) diakibatkan oleh gaya hidup modern, broken home, dan kenangan masa kecil yang buruk.
Kalian pasti tau kalau saat ini perkembangan gaya hidup sudah semakin modern. Kita bisa dengan mudah menemukan dan mengakses berbagai macam aktifitas trend masa kini.Â
Baik masyarakat kota maupun masyarakat desa kini sudah terpengaruh oleh budaya modern. Hal itu dapat disebabkan karena perkembangan teknologi yang semakin pesat.Â
Di dalam gaya hidup modern saat ini biasanya masyarakat akan memiliki status sosial yang tinggi sehingga itu yang menyebabkan seseorang selalu ingin meningkatkan status sosialnya agar dapat diterima di masyarakat. Sehingga manusia akan banyak menuntut sesuatu hal yang belum pernah ia rasakan atau miliki.Â
Contohnya, seorang perempuan yang ingin terlihat modis. Padahal pengahasilan yang diperoleh hanya cukup untuk makan sehari-hari. Karena itu banyak dari mereka memilih menjadi Wanita Tunasusila karena selain mendapatkan imbalan uang sebagai tambahan penghasilan, beberapa dari mereka biasanya akan diberi fasilitas seperti mobil atau motor, perhiasan, dan aksesori-aksesori mahal oleh orang yang membeli jasa seksualnya.