Mohon tunggu...
aina tajeliya
aina tajeliya Mohon Tunggu... -

Mahasiswi AKPER PEMDA KAB.SERANG

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pemenuhan Kebutuhan Oksigen

27 Oktober 2014   16:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:34 1140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

PROSEDUR PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGEN

Pemenuhan kebutuhan oksigen adalah bagian dari kebutuhan fisiologis menurut hierarki Maslow. Kebutuhan oksigen diperlukan untuk proses kehidupan. Oksigen sangat berperan dalam proses metabolisme tubuh. Kebutuhan oksigen dari dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang maka akan terjadi maka akan terjadi kerusakan jaringan otak dan apabila hal tersebut berlangsung lama bisa menyebabkan kematian. System yang berperan dalam proses pemenuhan kebutuhan manusia adalah sistem pernafasan, persarafan dan kardiovaskuler.
Masalah kebutahan oksigen adalah salah satu pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Hal ini terbukti pada seseorang yang kekurangan oksigen akan mengalami hipoksia dan berlanjut pada kematian. Proses ini dapat dilakukan dengan cara pemberian oksigen melalui saluran pernafasan, yang dapat membebaskan saluran nafas dari sumbatan yang menghalangi masuknya oksigen agar dapat berkerja secara normal kembali.
Pemberian oksigen adalah memberikan oksigen ke dalam paru-paru melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat bantu berupa kateter nasal, nasal kanula, dan masker oksigen.
Tujuan
1. Memenuhi kebutuhan oksegen
2. Mencegah terjadinya hipoksia
Menyiapkan Alat dan bahan
1. Tabung oksigen lengkap dengan flow meter dan humidifier
2. Kateter nasal, nasal kanula dan masker oksigen
3. Jelly
Menyiapkan pasien
1. Menjelaskan tujuan pemberian oksigen
2. Mengatur posisi pasien semi-fowler
3. Menjaga privasi pasien

Kateter Nasal
Pelaksanaan
1. Mencuci tangan
2. Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan, biasannya 1-6 liter/menit. Kemudian, observasi humidifier dengan melihat air bergelembung.
3. Ukur kateter nasal dimulai dari lubang telinga sampai kehidung dan berikan tanda.
4. Buka saluran udara dari tabung oksigen.
5. Berikan minyak peumas (jelly).
6. Masukan kedalam hidung sampai batas yang telah ditentukan.
7. Lakukan pengecekan kateter apakah sudah masuk atau belum dengan menekan lidah pasien menggunakan spatel.
8. Fiksasi pada daerah hidung.
9. Kaji cuping, sputum, dan mukosa hidung serta periksa kecepatan aliran oksigen setiap 6-8 jam sekali.
10. Catat kecepatan aliran oksigen, rute pemberian respons pasien.
11. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Nasal Kanula
Palaksanaan
1. Mencuci tangan.
2. Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan, biasannya 1-6 liter/menit. Kemudian, observasi humidifier dengan melihat air bergelembung.
3. Pasang nasal kanula pada hidung dan atur pengikat untuk kenyamanan pasien.
4. Kaji cuping, sputum, dan mukosa hidung serta periksa kecepatan aliran oksigen setiap 6-8 jam sekali.
5. Catat kecepatan aliran oksigen, rute pemberian an respons pasien.
6. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Masker Oksigen
Pelaksanaan
1. Mencuci tangan
2. Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan, biasannya 1-6 liter/menit. Kemudian, observasi humidifier dengan melihat air bergelembung.
3. Pasang masker oksigendi atas mulut dan hidung pasien dan atur pengikat untuk kenyamanan pasien.
4. Kaji cuping, sputum, dan mukosa hidung serta periksa kecepatan aliran oksigen setiap 6-8 jam sekali.
5. Catat kecepatan aliran oksigen, rute pemberian an respons pasien.
6. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
Refrensi :
Buku saku praktikum KDM A.Azis Alimul Hidayat, S.Kp dan Musrifatul Uliyah, S.Kp

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun