Indonesia dikenal sebagai negara dengan keanekaragaman hayati yang luar biasa, termasuk berbagai jenis hewan peliharaan yang semakin populer di kalangan masyarakat. Namun, rendahnya kesadaran pemilik hewan terhadap kesehatan peliharaan mereka menjadi tantangan besar yang tidak hanya berdampak pada kesejahteraan hewan, tetapi juga pada kesehatan masyarakat melalui risiko zoonosis.
Tantangan Kesadaran Masyarakat terhadap Kesehatan Hewan
Kesadaran masyarakat Indonesia mengenai pentingnya perawatan kesehatan hewan peliharaan masih rendah. Banyak pemilik hewan baru menyadari perlunya perawatan medis setelah kondisi hewan mereka memburuk. Fenomena ini sering terjadi karena minimnya pengetahuan tentang tanda-tanda awal penyakit, pentingnya vaksinasi, dan kebutuhan pemeriksaan kesehatan rutin. Sebuah studi yang saya lakukan di Rumah Sakit Hewan Pendidikan Universitas Airlangga menunjukkan bahwa sebagian besar kasus yang ditangani adalah kondisi yang sudah parah. Contoh kondisi tersebut yaitu, gangguan saluran kemih pada kucing atau penyakit kulit akibat ektoparasit.
Keterlambatan ini tidak hanya memperburuk prognosis pasien hewan tetapi juga meningkatkan biaya perawatan, yang sering kali menjadi beban tambahan bagi pemilik.
Peran Dokter Hewan dalam Meningkatkan Kesadaran
Dokter hewan berada di garis depan dalam menjawab tantangan ini. Selain memberikan layanan medis, mereka juga berperan sebagai pendidik masyarakat. Observasi di Rumah Sakit Hewan Pendidikan Universitas Airlangga mengungkapkan bagaimana dokter hewan secara sistematis melakukan anamnesis, diagnosis, hingga rencana terapi. Namun, keberhasilan terapi sangat bergantung pada kolaborasi antara dokter hewan dan pemilik. Sayangnya, banyak pemilik yang kurang memahami pentingnya keterlibatan mereka dalam proses perawatan.
Sebagai mahasiswa Universitas Airlangga, kami menyadari bahwa selain memberikan perawatan klinis, dokter hewan juga aktif mengadakan program edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Program seperti seminar vaksinasi rabies dan pencegahan zoonosis sering diadakan sebagai bagian dari upaya ini. Meskipun demikian, cakupan program ini masih terbatas pada masyarakat perkotaan yang memiliki akses lebih mudah ke fasilitas kesehatan hewan.
Dampak Rendahnya Kesadaran pada Risiko Zoonosis
Rendahnya kesadaran terhadap kesehatan hewan peliharaan juga berimplikasi pada meningkatnya risiko zoonosis. Penyakit seperti rabies, leptospirosis, dan toksoplasmosis dapat menyebar dari hewan ke manusia, terutama ketika hewan peliharaan tidak mendapatkan vaksinasi atau perawatan medis yang memadai. Situasi ini menjadi ancaman nyata bagi kesehatan masyarakat, khususnya di daerah dengan populasi hewan peliharaan yang tinggi namun fasilitas kesehatan hewan yang terbatas.
Solusi untuk Meningkatkan Kesadaran
Untuk mengatasi rendahnya kesadaran pemilik hewan, diperlukan pendekatan yang lebih komprehensif:
- Edukasi Masyarakat: Pemerintah, universitas, dan organisasi kesehatan hewan perlu meningkatkan program edukasi publik tentang pentingnya perawatan kesehatan hewan. Media sosial, webinar, dan kampanye offline bisa menjadi sarana efektif untuk menjangkau masyarakat luas.
- Peningkatan Akses Fasilitas Kesehatan Hewan: Fasilitas kesehatan hewan perlu diperluas, terutama di daerah pedesaan. Mobile clinic atau layanan konsultasi daring dapat menjadi solusi sementara untuk mengatasi keterbatasan akses.
- Insentif dan Regulasi: Pemerintah dapat memberikan insentif kepada pemilik hewan yang rutin memeriksakan peliharaannya, seperti subsidi vaksinasi. Selain itu, regulasi yang mewajibkan vaksinasi dan pemeriksaan kesehatan hewan secara berkala dapat menjadi langkah preventif yang signifikan.
- Kolaborasi dengan Komunitas: Komunitas pecinta hewan dapat dilibatkan dalam upaya meningkatkan kesadaran, misalnya melalui kegiatan sosial seperti street feeding yang disertai edukasi kesehatan hewan.