Belum lagi kenaifan dan kepolosan Peter Parker yang tidak ingin memulangkan para penjahat begitu saja hingga mati-matian menentang Strange, mungkin akan sedikit mengusik logika kita.Â
Seperti yang Doctor Strange katakan, "..mereka semua mati melawan Spider-Man, itu takdir mereka", semestinya fakta ini bisa memberi Peter gambaran sebesar apa kerusakan yang disebabkan oleh para villain, yang mana untuk menyembuhkan mereka terdengar seperti lelucon belaka.Â
Namun jika tujuan Chris McKenna dan Erik Sommers selaku penulis ingin menuntun Peter untuk belajar lebih bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri (dengan May yang mendorongnya demikian), maka mereka berhasil.Â
Paling tidak, ada pembelajaran yang bisa dipetik dari konflik yang dialami Peter Parker bahwa semua orang memang berhak mendapatkan kesempatan kedua, termasuk ia sendiri. Dan Peter mampu membuktikan bahwa ketulusannya yang terdengar konyol itu tak berujung sia-sia, meski ia harus kehilangan orang yang paling berarti dalam hidupnya.Â
Kejutan yang Menyempurnakan
Terlepas dari kekurangan yang ada, film ini berhasil mengaduk-aduk emosi penonton layaknya roller coaster. Dari mulai kesal, sedih, haru, dan tawa bercampur menjadi satu.Â
Bahkan bagian pertengahan menuju akhir cerita inilah yang tampaknya sukses menyelamatkan film secara keseluruhan. Tentu saja karena akting para aktor yang ciamik dan melekat dengan karakternya masing-masing.Â
Begitupun Tom Holland yang semakin menunjukan intensitasnya dalam berakting. Penonton akan menemukan sesuatu yang belum pernah disaksikan dalam kedua film sebelumnya terkait proses pendewasaan Peter Parker.
Salah satu yang membuat skenario film ini juga tampak briliant adalah bagaimana penulis tetap mampu menyambungkan peristiwa dan pengalaman masing-masing villain dari kelima film pendahulunya ke dalam dialog tanpa membuatnya tumpang tindih, seakan mereka semua benar-benar tertarik ke dunia Tom Holland saat itu juga.Â
Meski beberapa karakter penjahat terlihat terlalu menonjol dibanding yang lainnya, namun hal itu tak mengganggu jalan cerita. Setidaknya, kita bisa mengabaikan sedikit plot hole yang bermunculan tentang hubungan antara Spider-Man dan villain, seperti Max yang tiba-tiba mengenal Peter Parker meski sebelumnya ia tidak mengetahui siapa wajah di balik topeng Spidey.Â