Aku bangkit perlahan dari posisi baring, dan baru menyadari bahwa kerabatku tak ada disana. Namun aku melupakan hal itu, aku ingin memastikan kunci ini dengan cermin ukir itu. Dengan langkah tertatih, aku menuju lorong cermin dan tiang infus digenggaman.
Aku amati ukiran pada cermin dengan seksama. Dan aku mendapati lubang kunci pada bawah pigura itu. Kucoba mencocokkan kunci tersebut, dan... Klik! Ternyata cocok! Saat aku ingin memutar kuncinya, semilir angin berhembus lembut menerpaku. Dan samar aku mendengar suara, 'cepat putar kuncinya, ada kejutan dibalik cermin itu!'Â
Tanpa pikir panjang, aku langsung memutar kunci tersebut. Dan detik itu juga, aku serasa ditarik kedalam cermin dan mendapati diriku terjebak di sana.Â
Aku melihat keluar cermin tempat aku terjebak, terpampang sosok wanita paruh baya dengan senyum lebarnya menatapku dan berkata, "terimakasih gadis manis, kau telah menolongku keluar dari jebakan cermin itu. Setelah sekian lama aku terperangkap, akhirnya aku bisa menghirup udara segar. Sekarang, kau yang menggantikan ku disana, sampai jumpa gadis manis." Ucapnya sambil berlalu pergi.
Didalam cermin, aku panik memikirkan caraku keluar dari jebakan ini. Aku melihat kerabatku yang berdiri dilorong cermin tempatku berada. Sekuat tenaga aku memanggilnya, namun dia tak merespon sama sekali dan pergi berlalu begitu saja dengan raut paniknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H