Konsumsi kopi di tanah air selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Jawa Timur menjadi provinsi kelima penghasil jumlah produksi kopi terbesar secara nasional. Dilansir dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2019, sebanyak 66,7 ton jumlah produksi kopi yang dihasilkan oleh Jawa Timur.
Terdapat begitu banyaknya daerah penghasil kopi di Indonesia telah menjadi komoditi alam nusantara. Kopi mempunyai rasa dan ciri khas masing-masing yang dihasilkan pada tiap daerah, termasuk yang dimiliki Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, Jawa Timur ini.
Penikmat kopi saat ini sudah bergeser, yang artinya kopi tidak hanya dikonsumsi oleh orang tua namun juga anak-anak muda juga mulai menyukai kopi. Hal ini juga ditandai oleh geliat kedai kopi yang semakin banyak bertambah di pusat hingga sudut kota. Tak hanya di tanah air, konsumsi kopi di dunia juga mengalami peningkatan sebesar 2-5% dalam 2-3 tahun ke depan.
Merebaknya pandemi Covid-19 telah membawa penurunan dalam banyak segi termasuk perekonomian negara. Lesunya permintaan dan pembatasan mobilitas membawa pengaruh berat pada para penggiat kopi. Kopi Kemiren Jaran Goyang tak terkecuali. Mereka mengaku semenjak pandemi datang, produksi dan penghasilan yang awalnya laris diburu wisatawan yang datang ke Desa Wisata Osing ini, menjadi merosot secara signifikan.
Kelompok 48 PMM (Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa) Universitas Muhammadiyah Malang melakukan pendampingan pada Kopi Kemiren Jaran Goyang di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, Jawa Timur ini dalam program kerja pengabdian untuk menghasilkan kopi berkualitas dan mampu bertahan dalam kondisi pandemi dibarengi dengan mengikuti sertifikasi SNI oleh BSN (Badan Sertifikasi Nasional).
Rangkaian kegiatan ini dimulai dari pada Kamis (4/3/2021) hingga Sabtu (6/3/2021). Diawali oleh proses produksi roasting biji kopi, penggilingan hingga pengemasan yang juga diikuti oleh Kelompok 48 PMM UMM untuk melihat langsung proses pembuatan biji kopi sampai menjadi kemasan produk Kopi Jaran Goyang. Kegiatan selanjutnya dilakukan dengan melakukan sharing bersama untuk menyampaikan berbagai hambatan yang dihadapi oleh kelompok pengelola Kopi Kemiren Jaran Goyang yang nantinya akan ditarik benang permasalahannya sampai pada akhirnya menciptakan solusi bersama-sama.
Tak hanya itu, Kelompok 48 PMM UMM juga melakukan pendampingan sertifikasi SNI dari BSN Jakarta (Badan Standarisasi Nasional). Bentuk pendampingan ini berupa penyusunan berbagai SOP sebagai persyaratan sertifikasi. Kegiatan sertifikasi diawali dengan peninjauan lokasi yang berlangsung pada Selasa (10/3/2021) oleh Perwakilan BSN Pusat dan Daerah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H