Mohon tunggu...
Ainur Rohim
Ainur Rohim Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berbidayatul Hidayah untuk Mengetahui Adab Melakukan Suatu Perbuatan

8 November 2017   22:12 Diperbarui: 8 November 2017   22:31 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

            Selasa(07/11), pesantren mahasiswa al-Iqbal mengaji kitab Bidayatul Hidayah bersama ustadz Slamet Santoso. Kajian Bidayatul Hidayah ini seharusnya dilakukan pada selasa kedua setiap bulan namun karena tadi ada miss communication antara ustadz Slamet dan Santri pesma yang bertugas untuk mengonfirmasi ulang sehingga ustadz Slamet datang pada hari selasa pertama akhirnya selasa pertama bulan Nopember ini berisi dua kajian yakni kajian bahasa Arab dan kitab Bidayatul Hidayah.

            Kajian Bidayatul Hidayah dimulai setelah kajian bahasa Arab selesai dan alhamdulillah para santri masih bersemangat untuk mengikuti kajian sehingga kajian pun dapat terlaksana dengan baik. Kajian bidayatul hidayah kali ini membahas tentang tiga materi sekaligus yakni tata cara mandi, tata cara bertayamum, dan tata cara pergi ke masjid.

            Pertama, tata cara mandi. Dijelaskan oleh ustadz Slamet Santoso dalam kitab Bidayatul Hidayah bahwa tata cara mandi saat dalam keadaan junub adalah sebagai berikut :

  • Membasuh kedua tangan sebanyak tiga kali
  • Berwudlu dengan doa-doa yang telah diuraikan pada materi tata cara berwudlu
  • Menyiramkan air di atas kepala sebanyak tiga kali dengan disertai niat menghilangkan hadas junub
  • Menyiramkan air ke bagian badan sebelah kanan sebanyak tiga kali dan sebelah kiri juga sebanyak tiga kali
  • Menggosok bagian depan dan belakang badan
  • Menyelah-nyelahi bagian rambut dan jenggot
  • Mengusahakan air dapat merata sampai ke lipatan-lipatan tubuh, tempat-tempat tumbuhnya bulu baik yang tipis maupun yang tebal.

Ketika mengusahakan air merata haruslah dilakukan dengan berhati-hati agar tangan tidak menyentuh kemaluan kalau memang tersentuh maka engkau harus berwudlu lagi. Berwudlu yang dilakukan hendaknya dengan melakukan sunnah-sunnah wudlu karena keutamaannya sangat banyak dan pahalanya sangat besar, serta menyempurnakan amalan-amalan wudlu yang wajib.

            Kedua, tata cara bertayamum. Bertayamum menurut kitab Bidayatul Hidayah yang dijelaskan oleh ustadz Slamet Santoso boleh dilakukan ketika dalam keadaan sebagai berikut:

  • Tidak dijumpainya air sesudah berusaha mencarinya kesana kemari
  • Ada udzur karena sakit
  • Adanya halangan untuk bisa sampai pada tempat yang terdapat air
  • Jumlah air hanya sedikit yang cukup untuk menghilangkan kehausanmu atau kehausan keluargamu
  • Dikuasainya air oleh orang lain, dan dia tidak mau menjual kecuali dengan harga yang amat mahal
  • Adanya luka atau sakit yang tidak boleh tersentuh oleh air

Perlu diketahui bahwa tayamum bisa digunakan untuk sekali shalat fardhu dan dapat digunakan untuk beberapa kali shalat sunnah. Kemudian untuk tahapan pelaksanaan tayamum hanya terbagi menjadi 2 tahapan yakni membasuh wajah dan membasuh kedua tangan dengan debu suci yang telah dicari sebelumnya (yang tidak bercampur dengan benda lain).

            Ketiga, tata cara pergi ke Masjid. Penjelasan tata cara pergi ke masjid dimulai dengan amalan yang seharusnya dilakukan sebelum pergi ke masjid (waktu shubuh) yakni shalat sunnah fajar dua raka'at. Kemudian baru menuju masjid dengan tenang dan tidak terburu-buru sambil membaca doa yang artinya : "Ya Allah, saya mohon kepada-Mu dengan hak orang yang meminta kepada-Mu dan dengan hak orang yang selalu mengharapkan karunia-Mu dan dengan berkat perjalananku ini. Sesungguhnya saya keluar tidak untuk melakukan kejahatan, tidak berlaku sombong, pamer atau supaya dikenal orang. Tetapi saya pergi ke masjid ini semata-mata karena menjauhi kemurkaan-Mu, dan demi keridloan-Mu. Saya mohon kepada-Mu agar engkau menyelamatkan saya dari siksa neraka dan memaafkan semua dosaku. Sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa hamba kecuali Engkau".

            Demikianlah kajian Bidayatul Hidayah yang dapat disampaikan oleh ustadz Slamet Santoso pada kesempatan kali ini. Semoga dengan berbidayatul hidayah kita dapat menjadi semakin dekat dengan Sang Pencipta dan akhirnya kita diperkenankan oleh-Nya untuk masuk ke dalam surga-Nya. Aamiin aamiin Yaa Rabbal 'alamiin. Bismillah.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun