Mohon tunggu...
Aim S
Aim S Mohon Tunggu... -

"Demokrasi itu bukan hanya masalah kebebasan saja, tapi juga keadilan dan kesamaan di muka hukum" #GusDur\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

JBIC Optimis Terus Beri Utang Indonesia

17 Januari 2014   17:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:44 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampai Maret 2013, utang Indonesia kepada Japan Bank for International Coorporation (JBIC) telah mencapai 1.000 miliar yen Jepang. Namun, JBIC optimis karena melihat cadangan devisa Indonesia masih belum masuki masa krisis.


Japan Bank for International Coorporation (JBIC) optimis untuk terus memberikan pinjaman pada Indonesia, karena mempertimbangkan cadangan devisa Indonesia yang masih setara dengan 3 bulan impor.  JBIC mengaku tidak risau pada Indonesia, karena melihat tiga parameter untuk mengukur kondisi perekonomian negara ini. Mereka berharap, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih baik tahun ini, sehingga ikut meningkatkan dukungan lembaga keuangan dalam memberi pinjaman.

Selain Indonesia, JBIC juga telah memberikan pinjaman pada sejumlah negara , yaitu Brazil dengan nilai pinjaman 825 miliar yen Jepang, Cile (790 mliar jen Jepang), Australia (610 miliar yen Jepang), Meksiko (600 miliar yen Jepang), Uni Emirat Arab (595 miliar yen Jepang), dan Rusia (590 miliar yen Jepang).

Sebagai catatan, pada October 2011, jumlah pinjaman Indonesia kepada JBIC  telah mencapai 730 miliar yen Jepang dengan tenor selama 10 tahun. Jumlah ini pada saat itu juga telah termasuk pinjaman terbesar diantara negara ASEAN lain, yang rata-rata hanya mencapai 130 miliar yen Jepang. Ketika itu, Bambang PS Brodjonegoro, Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, mengatakan JBIC selama ini fokus pada proyek listrik terutama gas. Selain itu, juga akan masuk ke proyek air yang kemudian mengarah ke infrastruktur. Pemerintah memberikan jaminan dalam proyek-proyek yang dibiayai JBIC termasuk di dalamnya risiko politik dan operasional. Dalam menjamin risiko operasional menggunakan positive list dan hanya proyek tertentu yang dijamin.

Indonesia sebelumnya sempat mengalami kesulitan mendapatkan pinjaman dari Bank Pembangunan Asia (ADB) pada tahun anggaran 2009, karena keterbatasan finansial yang tengah dihadapi lembaga multilateral berbasis di Manila itu.. Padahal ketika itu, untuk memenuhi target penarikan pinjaman program pada 2009 sebesar Rp 23,790 triliun atau 2,6 miliar dollar AS, pemerintah akan sangat berharap dari Bank Dunia dan Japan Bank for International Cooperation (JBIC).

Tahun 2014 ini, menurut Chief Executive Officer (CEO) JBIC Hiroshi Watanabe, total jumlah pinjaman Indonesia kepada pihaknya telah menyamai Amerika Serikat. (Lbk/ diolah dari berbagai sumber)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun