Mohon tunggu...
Aim S
Aim S Mohon Tunggu... -

"Demokrasi itu bukan hanya masalah kebebasan saja, tapi juga keadilan dan kesamaan di muka hukum" #GusDur\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Cuaca Masih Buruk, Pengusaha Ikan Terpuruk

6 Februari 2014   11:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:06 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Cuaca buruk selama satu bulan terakhir memunculkan ombak besar di sejumlah perairan di Indonesia. Akibatnya, pengusaha ikan kian terpuruk karena tangkapan ikan yang menurun drastis.

Gelombang tinggi air laut masih terjadi di sejumlah perairan di Indonesia, yaitu Aceh Utara, Kepulauan Riau, Selat Malaka Utara, serta Samudera Hindia sebelah Barat Sumatera. Badan Meteorologi dan Geofisika memprediksi tinggi ombak besar yang dipengaruhi cuaca buruk tersebut akan berkisar antara 2 hingga 3 meter. BMKG juga secara spesifik mengingatkan para nelayan tradisional dan pengusaha ikan untuk mewaspadai kondisi ini.

Di perairan Selat Malaka,misalnya, pengaruh cuaca buruk dan ombak besar ini membuat pengusaha ikan resah, karena banyak kapal nelayan mogok melaut dan menumpuk di sejumlah tangkahan. Ada beberapa daerah di Indonesia yang merupakan penghasil ikan asin, diantaranya Keude yang terletak di Kabupaten Aceh Selatan, Pulau Pesawaran Bandar Lampung, Pagimana dan Banggai Sulawesi Tengah, serta Kabupaten Sikka di Maumere. Perairan Selat Malaka di Sei Berombang, Panai Hilir,Labuhanbatu juga merupakan kawasan pengeskpor ikan asin.

Setiap hari, wilayah-wilayah ini menghasilkan 500 kilogram sampai 1 ton ikan asin yang terdiri dari ikan Gulama, Teri, Perak dan Lumi-Lumi. Dalam kondisi normal, pendapatan pengusaha ikan asin tingkat menengah bisa mencapai Rp 500 juta hingga Rp 850 juta. Hasil tangkapan ikan dan pendapatan yang kian minim sebulan terakhir ini, membuat pengusaha terpaksa merumahkan belasan pegawainya. Meski demikian, belum satupun organisasi nelayan yang menjembatani kondisi ini. (Lbk/berbagai sumber)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun