Peserta capres Demokrat, Hayono Isman membagi golput dalam pemilu dalam dua kelompok. Golput progresif dan golput apatis. Hayono yakin, jika kelompok golput apatis makin membesar pada pemilu 2014, demokrasi di Indonesia terancam gagal. Merurut Hayono, golput tidak dilarang konstitusi. Dia pun mengaku hormat kepada warga yang golput memang tidak ada calon pemimpin atau caleg yang sesuai dengan aspirasi mereka.
“Sehingga ini adalah pilihan untuk tidak memilih, saya sebut kelompok ini golput progresif, ” ujar anggota Komisi I DPR ini dalam keterangan tertulis, kemarin. Kelompok apatis lain, yang tidak mau memilih karena sekadar tidak mau memilih atau merasa pilihannya tidak akan mengubah keadaan, di sebut Hayono sebagai golput apatis. Dari data yang ada jumlah golput memang terus membesar sejak pemilu zaman reformasi tahun 1999. Ketika itu angka golput mencapai 10,21 persen. Pada pemilu 2004, angka ini naik menjadi 23,34 persen. Terakhir pada pemilu 2009, angkanya sudah mencapai 29,01 persen.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Sutarman mengimbau kapada seluruh masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya pada pemilu 2014. (disarikan dari Rakyat Merdeka 27 Februari 2014 hal 7)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H