Mohon tunggu...
Ai Masni
Ai Masni Mohon Tunggu... -

(harus) siap menerima kritik dan saran kalo mau lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Si Lamban yang Hilang

14 September 2012   03:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:29 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Ya Allah, pertemukanlah aku denganBerto”

Sudah setengah jam aku memusatkan mata ke berbagai penjuru untuk mencari mahkluk kecil itu. Sore yag cerah ini seolah tak menghiraukanku, betapa bimbangnya aku.

Setelah adzan ashar, Berto, si kura-kura kecil hewan kesayangan ibu di lepaskan dari kandangnya. Baru pertama ini aku yang menggembalaBerto di halaman rumah yang rindang, berumput , dan di sekitarnya tumbuh beberapa tanaman hias yang menjalari sekeliling rumah. Biasanya ibu sendiri yang mengawasi gerakan lamban si Berto.

Berto yang baru saja di beli beberapa hari yang lalu itu, aku lepaskan sesuai permintaan ibu. Ku gantikan alasnya dengan koran baru dan aku iriskan beberapa helai daun sebagaimakanannya.

“Hai Berto, mau main keluar ya?” tanyaku mengajak Berto ngobrol, hey.. dia tentu tak menjawab, hanya gerakan kakinya yang melonjak-lonjak yang aku yakini bahwa Berto benar-benar ingin main bebas di tempat yang lebih luas,seperti fabel. Aku segera melepaskannya.

Aku harus mengerjakan suatu hal di dalam rumah, maka aku tinggalkan Berto tanpa pengawasan. Gerakannya memang lamban, tapi sekembalinya aku, matakutak mampu melihat batok mungilnya di berbagai sudut.

“Ahh , pasti Berto gampang di temukan, dia kan lamban “, kataku menghibur diri menyadari Berto hilang.

Ternyata, tebakanku salah. Berto tidak di temukan. Aku kembali berusaha menajamkan mata, batoknya agak kecoklatan kombinasi hitam, semakin menyulitkanku, karenabanyak ranting-ranting yang berwarna sejenis. Tanganku mengobrak-abrik rerumpunan tanaman yang menutupi pandanganku, siapa tahu Berto sembunyi di balik daun-daun itu. Berto belum di temukan.

Apakah ibu marah, bila Berto hilang?, bagaimana jika Berto tidak di temukan?, aku bertanya-tanya sendiri, pertanyaan-pertanyaan itu membuat aku panik, membayangkan betapa marahnya ibu. Aku tak mau ibu kecewa. “Ya Allah bantulah aku, temukanlah aku dengan mahkluk yang lamban itu..”

Aku baru sadar, bahwa selamban apapun, bila di lakukan dengan konsisten, pasti akan menghasiklan langkah yang besar, daripada sama sekali tidak melanngkah. “ Satu langkah kecil, menghasilkan langkah besar dan jangan pernah meremehkan mahkluk lemah karena bisa jadi ia lebih baik dari mahkluk yang lebih kuat”, begitu pelajaranku dari hilangnya Berto hari ini.

Aku terus mencari setengah putus asa. Mengulang pencarian dari tempat yang mudah di jangkau, sampai mengharuskan aku masuk kedaerah rumpun-rumpun. Mataku tak setajam Elang dan aku tak sesabar kura-kura.

Bayang wajah ibu yang kecewa hadir di setiap langkah menuju pencarian, aku semakin resah. Aku mencoba untuk membuyarkan bayang itu, berhasil !. Dan bayang itu hadir lagi. Aku gagal mengusirpikiran negatif itu. Kenapa aku tak berpikir, kalau ibu tak akan marah, ibu tak akan kecewa, dan aku tak perlu khawatir, aku hanya perlu mencari , berusaha sampai di temukan, bila tak di temukan mungkin kura-kura baru itu memang bukan jodoh kami. Namun sayang pikiran positif itu terlalu kecil dan tak dapat mengalahkan rasa Khawatirku.

“Yasudahlah, seperti lagu Bondan Prakoso n Fade2Black “, aku berpasrah diri, setelah aku berikhtiar. Di tengah keputus asaan itu, mataku yang sudah layu masih mengamati rumpu-rumpun hijau. Dan heyy… Berto!.

Berto rupanya sedang diam manis di balik daun. Mataku langsung membelalak lagi melihat Berto. “ Berto…akhirnya kau di temukan juga”, kataku seperti bertemu dengan sahabat lama saja. Aku mengucap syukur untuk pertemuanku dengan Berto, si kura-kura lamban namun tak boleh di remehkan ini.:)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun