Mohon tunggu...
Aiman Witjaksono
Aiman Witjaksono Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan TV

So Called Journalist

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Penelusuran Kasus: Siswa Magang Sekolah, Lalu Hilang Sampai Sekarang

23 September 2019   10:13 Diperbarui: 23 September 2019   10:22 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya yang mewawancarai Ibu Martini, bertanya kepadanya, "Ibu.., tidakkah sebuah kejanggalan, anak ibu yang magang dijanjikan gaji perbulan 8 juta rupiah, selain itu 2 bulan berjalan justru meminta pulsa ke ibu?" tanya saya.

Martini baru menyadari kejanggalan ini, setelah saya bertanya kepadanya,

"Saya ga pernah berpikir sejauh itu, mas. Saya baru ngeh, setelah mas tanyakan ini!"

DIJANJIKAN GAJI 8 JUTA, MINTA PULSA, LALU HILANG...
Tak lama setelah meminta pulsa, beberapa pekan setelahnya, ketiga orangtua siswa SMK ini mendapat surat yang menyatakan kapal pencari ikan yang ditumpangi anak-anaknya hilang kontak di sekitar perairan Timor Leste menuju ke Australia. 

Pemberitahuan ini justru bukan dilakukan pihak sekolah, tetapi langsung dari perusahaan Kapal Pencari Ikan.

Ketiga orangtua siswa SMK ini langsung menuju pihak sekolah mencari keterangan. Kala itu sekolah belum mengetahui apapun terkait peristiwa ini. Sejumlah orangtua pun langsung menuju ke Bali, untuk mengetahui kondisi sesungguhnya.

Terkejut apa yang didapat. Ternyata para siswa ini bukannya magang, tetapi dipekerjakan dengan memalsukan usia yang rata-rata berumur 16 tahun. 

Pihak Sekolah pun terkejut dengan fakta ini. Pihak sekolah kala itu mengklaim mempercayakan pada sosok yang bernama Mugiri. Belakangan Mugiri diketahui sebagai calo pencari kerja. Mugiri sendiri akhirnya diadili dan telah divonis penjara atas kasus ini.

Saya mencoba mencari Kepala Sekolah SMK Sanden, Bantul, Yogyakarta, yang menurut para orangtua sempat meyakinkan para orangtua untuk ikut program magang di kapal pencari ikan di Bali. 

Adalah Ahmad Fuadi, sang kepala sekolah yang mengatakan kepada saya, bahwa ia merasa kecolongan atas peristiwa ini. Ia mengaku telah melakukan berbagai cara untuk mencari keberadaan 3 siswanya, di antaranya dengan berkoordinasi dengan Pemprov DIY hingga Kepolisian. Namun gagal. Ia pun mengaku sempat duduk di kursi pesakitan alias pengadilan menjalani sidang, meskipun hanya sebatas sebagai saksi.

Saya akui, saya kecolongan, ya habis bagaimana lagi, saya akui itu!" kata Fuadi, sang kepala sekolah kepada saya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun