Romo Prier, juga sempat dirawat di Rumah Sakit, akibat seragan senjata tajam, oleh Suliyono yang belakangan tengah diselidiki keterkaitannya dengan jaringan teroris. Ada pula laporan namun tidak sampai pada penyerangan, yakni di Pandeglang, Banten, dan  Tuban, serta Madiun, Jawa Timur. Uniknya semua terkait dengan Teror Orang dengan Gangguan Jiwa.
Baik pada waktu PKI 1948 dan kasus "Naga Hijau" pada masa peralihan reformasi, terjadi kekhawatiran skala nasional. Begitu pula, pada saat ini, seolah ingin diciptakan suasana serupa. Setidaknya banyak berita bohong (hoaks), yang berseliweran di berbagai media sosial, mengiringi peristiwa -- peristiwa ini. Ada apa?
Fokus pada Satu Kasus
Saya kembali pada penelusuran saya. Seperti saya katakan di atas, awalnya saya hendak melakukan investigasi pada dua kasus di atas. Tetapi dalam perjalanannya, saya menemukan kejanggalan pada kasus Cicalengka. Sehingga saya memutuskan untuk fokus pada kasus Cicalengka, yakni penganiayaan KH Umar Basri. Â Apa yang saya dapatkan?
Keterkejutan Saya!
Sungguh terkejut saya, ketika mendapatkan jawaban dari adik KH Umar Basri, yakni KH Dudung Zaenul Alam, ia mengungkapkan bahwa sebulan sebelum penyerangan, Asep Ukin-Sang Tersangka-seringkali duduk -- duduk di pelataran Masjid Pondok Pesantren Al Hidayah, Cicalengka. Ia tak sendiri! Â Ada temannya yang biasanya bersama dengan Asep.Â
Namun karena keduanya punya perawakan layaknya orang biasa alias "normal" maka tidak ada satupun santri ataupun pimpinan pondok pesantren yang menaruh curiga kepada keduanya.Â
Sebagai catatan, saat ini tersangka penyerang dari KH Umar Basri, hanya satu orang, yakni Asep Ukin. Siapa orang kedua tersebut? Â Saya mencoba mencarinya ke tempat dimana Asep tinggal, sekitar 1 kilometer dari lokasi Pesantren Al Hidayah, termasuk ke Pasar Cicalengka, tempat Asep juga sering bermain selama setahun terakhir di Cicalengka. Hasilnya, sosok orang kedua tersebut misterius.Â
Berangkat ke Tempat Asal Sang Penyerang di Garut
Saya kemudian memutuskan untuk berangkat ke Garut, Jawa Barat, rumah keluarga Asep Ukin, yang berjarak sekitar 40 kilometer dari Cicalengka, Jawa Barat. Di sini, saya justru mendapatkan keterangan yang semakin mengejutkan.Â
Bahwa Asep Ukin, selama di Cicalengka, sering mondar -- mandir, Bandung -- Garut, sendiri! Ia jelas dan tidak pernah tersasar untuk pulang ke rumahnya di Garut, Jawa Barat, dari Bandung. Sungguh hal yang berada di luar bayangan, jika dikaitkan dengan orang dengan gangguan jiwa. Lengkapnya terkait  temuan -- temuan saya, akan saya paparkan dalam tayangan program AIMAN yang hadir pada Senin pukul 8 malam.