Mohon tunggu...
Aiman Witjaksono
Aiman Witjaksono Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan TV

So Called Journalist

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Gaduh Cantrang, Jelang Pemilihan

5 Februari 2018   00:10 Diperbarui: 5 Februari 2018   04:34 1721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penggunaan cantrang (Dok. Istimewa) | Sumber: kompas.com

Kontroversi tetap berlanjut, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyarakan agar nelayan mengganti cantrang dengan alat tangkap ikan yang ramah lingkungan, seperti jaring insang (Gill Net).

Bedanya Gill Net bekerja di permukaan, hingga jenis ikan permukaan yang akan terjaring, seperti ikan Kembung, Selar, Teri, Tongkol, dan Sarden. Nah, ini yang membuat para nelayan keberatan, karena hasil melautnya jauh turun ketimbang menggunakan cantrang. Padahal harga satu set Gillnet lebih mahal 5 kali lipat dari cantrang. Jika satu set cantrang, beserta mesin penarik berkisar 100-200 juta rupiah, harga Gill Net bisa mencapai hingga 1 milyar rupiah.

Utang karena Berhenti Bercantrang

Lepas dari kontroversi itu, saya berkunjung ke kampung nelayan di Batang, Jawa Tengah. Di sana memang saya melihat sendiri, Tempat Pelelangan Ikan (TPI), yang pada malam hingga pagi hari, selalu bau amis, dan marak perdagangan ikan, kali ini bersih total, dan tanpa bau. Tak ada satupun nelayan yang melelang hasil ikannya. Ternyata sudah lebih dari 1 bulan, puluhan ribu Nelayan di sini tidak melaut.

Hitung -- Hitungan Politik Cantrang

Tak jarang dari mereka yang berutang ke kanan dan kiri. Program Aiman memotret kondisi mereka. Jika saja saya ambil data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013, bahwa ada 700 ribu lebih nelayan di 3 provinsi (Jabar, Jateng, Jatim) yang sebagian besar berada di Pantai Utara Jawa. Ditambah dengan pekerja sektor perikanan, yakni Pembudidaya, Pengolah, dan Pemasar. Maka jika dikalikan dengan anggota keluarga mereka, jumlah mereka bisa jadi melebihi jumlah warga penduduk DKI Jakarta yang 10 juta orang.

Nah, secara politik, jumlah mereka cukup besar, jika tidak mau dikatakan luar biasa, untuk memengaruhi suara pemilu, baik Pilkada di 2018 ataupun pemilu di 2019 (legislatif dan Pilpres). Apalagi, ketua Himpunan Nelayan yang saya wawancara, berjanji untuk tidak akan memilih partai hingga pemimpin di daerah dan pusat termasuk Presiden, jika mendukung pelarangan cantrang.

Jadi cantrang, jelas bukan hanya soal lingkungan, tapi juga pemilihan!

Saya Aiman Witjaksono,

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun