Mohon tunggu...
Aiman Witjaksono
Aiman Witjaksono Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan TV

So Called Journalist

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Eksklusif, Menelusuri Jejak Hatf, Si Bocah ISIS di Gunung Salak

1 Oktober 2017   23:03 Diperbarui: 3 Oktober 2017   07:31 12228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebagian besar Kota Tua Mosul hancur saat pasukan Irak memerangi militan ISIS di kota tersebut. VOA Indonesia

Kenapa Eksklusif? Kenapa pula dari Gunung Salak?

Kedua hal ini yang saya temukan, yang belum pernah ditelusuri sebelumnya, sampai ke bagian paling dalam, tempat Hatf Saiful Rasul - sang bocah 11 tahun asal Indonesia yang bergabung dengan ISIS & fotonya viral, belajar serta kemudian berangkat ke Suriah dan tewas!

Jalur Curam Menuju Ibnu Mas'ud

Pagi itu, saya tiba di sebuah desa di kaki Gunung Salak. Desa Sukajaya, namanya. Desa ini jika menggunakan google maps, berjarak sekitar 80-90 kilometer dari pusat kota Jakarta. Ditempuh dalam waktu 2,5 jam. Meskipun masih masuk dalam Kabupaten Bogor, namun untuk menuju ke desa ini, harus melalui jalan-jalan sempit. Bahkan jika salah rute, bisa masuk ke dalam jalan sangat sempit hanya muat 1 mobil, dengan kanan dan kiri jurang sedalam 30 meter atau bahkan lebih. Beberapa jam perjalanan akhirnya saya tiba di sebuah tempat pendidikan, persis di jalur pendakian menuju ke Gunung Salak.

Saya tidak mengetahui, pemilihan tempat pendidikan ini, dekat dengan Gunung Salak. Meski sebelumnya pada 2013, Detasemen Khusus Densus 88 anti teror Polri, sempat menemukan tempat latihan militer alias I'Dad, di salah satu tempat di lereng Gunung Salak. Saya sempat menanyakan hal ini kepada Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Profesor Irfan Idris, yang menyatakan masih dalam penyelidikan terkait hal ini.

Merekam Gerak-gerik Saya

Setibanya di sana, saya coba memasuki sebuah lembaga pendidikan, yang di plang nya bertuliskan Pesantren Ibnu Mas'ud. Hanya Lembaga pendidikan inilah yang menjadi tempat belajar Hatf Saiful Rasul, sebelum ia berangkat ke Suriah dan tewas. Selepas mengucapkan salam, saya masuk ke dalam. Saya tanya ke kanan dan ke kiri, setiap orang yang saya temui di sana. Dan sayangnya, semuanya menjauh. Baik lelaki maupun perempuan, tentu semuanya yang dewasa, dingin menerima kedatangan saya. Tidak ada satupun yang mau menjawab pertanyaan, dan bahkan salam saya. Sungguh janggal. Malah ada sejumlah lainnya, yang justru merekam kedatangan dan gerak-gerik saya di sana.

Dilarang Masuk ke Dalam

Sampai kemudian saya bertemu dengan salah satu Pengurus lembaga pendidikan yang mengklaim sebagai pesantren yang ternyata tidak terdaftar di Kementerian Agama ini. Saya mengatakan kepada orang yang berkeberatan untuk memberitahu namanya. Bahwa saya telah menghubungi Kepala Sekolah mereka, Agus Purwoko, meski belum di jawab. Saya ingin bertemu dengan pihak sekolah dan menanyakan beberapa hal terkait pertanyaan saya di atas dan sejumlah pertanyaan lain yang tertuju pada lembaga pendidikan ini. Sayang, saya hanya boleh berdiri di luar sekolah dan dilarang untuk memasuki lingkungan sekolah, seraya ia menutup pintu gerbang. 

Beberapa saat saya menunggu dengan terik matahari di luar. Saya kembali mencoba memberanikan diri, untuk masuk ke dalam sekolah, karena tidak ada kabar apakah saya boleh masuk kembali ke dalam atau tidak. Saya kembali menyapa orang -- orang di dalam. Saya tidak bisa mengenali mereka, sepertinya sebagian besar orangtua murid,sebagian lagi pengurus sekolah. Karena banyak dari mereka tertutup wajah, baik perempuan maupun lelaki. 

Hanya ada beberapa lelaki dewasa yang bagian wajahnya terbuka. Dengan meminta ijin terlebih dahulu, saya masuk ke dalam, dan bersyukur saya bisa menembus ke bagian paling dalam sekolah yang belum pernah dimasuki oleh media manapun. Saya pun, akhirnya bisa masuk menembus ke dalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun