Mohon tunggu...
Agus Santoso
Agus Santoso Mohon Tunggu... -

Freedom and egaliter

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Lelucon Kudeta

26 Maret 2013   08:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:12 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Sebuah media pagi ini (26-03-2013) mengulas sebuah peristiwa "besar" yang gagal terlaksana. Momen itu adalah isyu 'Kudeta Pemerintahan SBY" melalui demo besar-besaran tanggal 25-03-2013. Kudeta memang sebuah kata yang bisa menghasilkan perubahan ke arah yang baik dan juga ke arah yang buruk sesudahnya. Dia hanya sebuah proses, sama seperti proses yang lainnya, seperti makan dia dapat menjadi baik ketika yang dimakan sesuai dengan komposisi yang dibutuhkan bagi si pemakan dan sebaliknya. Ulasan diberi judul Lelucon Kudeta.

Dalam iklim demokratisasi, mekanisme musyawarah dan votting merupakan ruh dari sistem ini. Namun ketika para pelakunya sudah tidak dibingkai dengan ruh ini, maka akan lahir pihak oposisi, baik dari militer maupun sipil. Oposisi memandang sudah tidak kondusif lagi demokrasi yang sedang berjalan, makanya perlu dilakukan perbaikan atau pengembalian demokrasi ke jalannya yang benar, baik dengan evolusi (penggalangan massa) maupun dengan revolusi (penggalanan kekuatan).

Untuk Indonesia sejarah telah mencatat bahwa hanya militer saja yang mampu melakukan kudeta, baik secara damai maupun paksa. Saya sendiri tidak sependapat dengan perilaku kudeta berdarah. Dan ketika tersiar kabar akan ada kudeta tanggal 25-03-2013, baik oleh panitia sendiri yang melapor ke pihak-pihak terkait maupun disebarkan oleh seluruh media massa http://nasional.kompas.com/read/2013/03/25/08163248/Gelar.Demo.MKRI.Ingin.Gulingkan.SBY-Boediono. Bermuncullah pendapat dari pakar atau analis politik tentang rencana ini dari yang netral http://m.tribunnews.com/2013/03/18/keluhkan-soal-kudeta-sby-dinilai-gegabah sampai yang sinis http://id.berita.yahoo.com/pakar-isu-kudeta-kontraproduktif-dengan-stabilitas-nasional-100238227.html.

Saya juga tidak sependapat dengan judul Editorial sebuah media televisi yang menyatakan momentum yang dicetuskan oleh para pendemo itu sebuah "Lelucon Kudeta". Bukankah sebelum tanggal kejadian media ini juga turut menyebarkan berita pelaksanaan "kudeta" ini. Yang menurut saya juga media ini ikut menggadang-gadang seperti apa jalannya aksi "kudeta" ini pada saat tanggal kelahirannya nanti.

Dimana kita tahu setelah tersebar kabar "kudeta" ini, pihak istana melakukan curhat kepada masyarakat dengan sikap gelisahnya orang 'secerdas" sby melalui sebuah pernyataan. Dan pernyataannya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono(SBY) yang menganggap bahwa gerakan rakyat untuk menggulingkan dirinya adalah gerakan inkonstitusional dinilai sebagai pernyataan yang gegabah dan bentuk kriminalisasi terhadap hak pembangkangan sipil dan hak menyatakan pendapat milik rakyat yang diatur dalam UUD 1945. Hal tersebut disampaikan oleh Pakar Hukum Tata Negara Universitas Muhammadiyah Surakarta, Dr. Aidul Fitriciada Azhari, SH.

Kembali kepada media yang mengambil judul "lelucon kudeta", saya yakin ketika "momentum kudeta" ini terjadi (harapan saya sih tidak akan terjadi kalo para koordinator orang-orang seperti itu) media ini juga akan menangguk untung dari pemberitaannya dengan mengangkat tema lain. Misalnya "Suara rakyat yang tercekat" atau "Lahirnya demokrasi yang merakyat". Bahwa ini sebuah lelucon harusnya disampaikan jauh hari sebelum tanggal demo "kudeta" itu terlampaui, saya akan melihat ke-original-an editorialnya. Kalau yang berlangsung saat ini hanya mengambil kesimpulan dari peristiwa yang terjadi. Harusnya sekelas media ini bisa mengambil analisa sebelum peristiwa itu terjadi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun