Kota Bima, sebuah kota kecil yang terletak di ujung timur Nusa Tenggara Barat, tidak hanya dikenal karena keindahan alamnya, tetapi juga karena kekayaan budaya yang begitu beragam dan memikat. Sebagai salah satu wilayah yang memiliki akar sejarah panjang, Kota Bima menawarkan beragam tradisi dan kearifan lokal yang tetap terjaga hingga kini.
Sejarah Singkat Kota Bima
Kota Bima memiliki sejarah yang erat kaitannya dengan Kesultanan Bima yang berdiri sejak abad ke-17. Kesultanan ini memadukan budaya lokal dengan pengaruh Islam yang masuk melalui jalur perdagangan. Hingga saat ini, jejak sejarah tersebut masih dapat dilihat dalam tradisi masyarakat Bima.
Kesenian dan Tradisi Lokal
Salah satu kesenian tradisional yang terkenal adalah Tari Wura Bongi Monca, tarian adat yang melambangkan rasa syukur dan kebahagiaan. Tarian ini biasanya ditampilkan pada acara pernikahan atau perayaan adat lainnya. Selain itu, musik tradisional seperti Gandang Bima, alat musik perkusi khas Bima, sering kali dimainkan dalam berbagai upacara adat.
Upacara adat "Nggahi Rawi Pahu," yang merupakan proses pengangkatan gelar kebangsawanan, juga menjadi daya tarik tersendiri. Tradisi ini menggambarkan sistem sosial masyarakat Bima yang masih menghormati nilai-nilai leluhur.
Kain Tenun Bima: Warisan Bernilai Tinggi
Salah satu ikon budaya Bima adalah kain tenun tradisionalnya. Ditenun secara manual oleh para pengrajin perempuan, kain ini memiliki motif khas seperti motif "sambolo" dan "sanggara," yang sarat makna filosofis. Kain tenun ini tidak hanya digunakan untuk keperluan sehari-hari, tetapi juga menjadi bagian penting dalam upacara adat.
Kuliner Khas Bima
Tidak lengkap rasanya membicarakan budaya tanpa menyebut kuliner khas Bima. Makanan seperti Uta Palumara (sup ikan dengan bumbu khas) dan Kacang Garing Bima menjadi favorit para pengunjung. Rasanya yang autentik membuat siapa pun yang mencobanya ingin kembali lagi.
Pentingnya Melestarikan Budaya Lokal