Mohon tunggu...
Azmi Istihsan
Azmi Istihsan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

mempelajari pemerintahan dan politik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Partai Politik dalam Pemikiran Politik Masyarakat Indonesia Pasca Kemerdekaan

3 Desember 2024   10:24 Diperbarui: 3 Desember 2024   11:45 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kemerdekaan Indonesia di Tahun 1945 membuka kesempatan masyarakat untuk mengaktualisasikan diri dalam kehidupannya seperti dalam hal pendidikan. Akses masyarakat ke pendidikan semakin terbuka setelah resminya Indonesia memerdekakan diri. Terbukanya kesempatan untuk berpendidikan bagi masyarakat membukakan pikiran mereka juga terhadap dunia luar. Di sinilah titik berkembang pesatnya pemikiran-pemikiran politik di masyarakat Indonesia.

Pemikiran politik Indonesia pasca kemerdekaan sangat dinamis dan dipengaruhi oleh berbagai peristiwa penting. Pada periode awal setelah kemerdekaan, pemikiran politik di Indonesia banyak dipengaruhi oleh semangat nasionalisme dan perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan. Tentu saja kita mengenal masuknya ideologi-ideologi dalam bernegara yang kebanyakan dari partai politik. 

Partai Komunis Indonesia (PKI), Partai Nasionalis Indonesia (PNI), Partai Sosialis Indonesia (PSI), dan Masyumi adalah sebagian contoh kecil partai yang memiliki pakem ideologi yang jelas. Partai-partai ini melakukan pendidikan politik melalui kampanye-kampanye yang dilakukannya sehingga dapat diterima secara luas oleh masyarakat.

 Menurut Feith & Castles dalam jurnalnya yang berjudul Indonesian Political Thinking: 1945-1965 (1970), PKI dan PSI adalah yang paling sukses, dalam melepaskan pengaruh berbicara, menjadi lebih modern daripada pihak lain.

Perkembangan signifikan dalam pemikiran ini tentu berbanding terbalik ketika Indonesia masih dijajah. Menurut Feith (1970), kita perlu memperhatikan sumbu politik yang memetakan spektrum politik untuk mengidentifikasi pemikiran-pemikiran politik. 

Menurut Budiardjo (2008), spektrum politik adalah alat yang digunakan untuk memetakan posisi ideologi dan kebijakan politik dari individu atau kelompok pada sumbu yang biasanya berawal dari kiri (liberal/progresif) ke kanan (konservatif/tradisional).

 Konsep ini membantu memahami dimana posisi politik seseorang atau kelompok berada berdasarkan pandangan mereka tentang isu-isu sosial, ekonomi, pemerintahan, dan kebebasan pribadi. Berkenaan dengan pemikiran politik Indonesia, Feith (1970) menempatkan PKI di paling kiri, Masyumi di paling kanan, PNI di tengah dan sedikit ke kiri, dan NU di kanan tetapi agak ke tengah.

Lalu bagaimana partai politik ini dapat berkembang pesat dalam pemikiran masyarakat? Feith mengatakan bahwa: "Much of the intellectually had very little fluential sloganistic ideas influence, powerful political conversely, writing of the period some of the period's were never presented except most in the most hackneyed and form" (1970, 5-6).

Pengaruh terhadap pemikiran politik masyarakat lebih besar jika menggunakan slogan-slogan ketimbang tulisan-tulisan akademis yang cenderung lebih sulit dipahami. Mengingat angka buta huruf pada masa itu masih tergolong tinggi di Indonesia. Sehingga sulit untuk memahami kalimat-kalimat intelektual yang tergolong rumit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun